Romulo, Kurator Museum Sri Baduga, sempat bertemu dan berbincang dengan warga yang pertama kali menemukan artefak hingga akhirnya melaporkan ke museum. Dari penuturan warga artefak ditemukan pada pertengahan Agustus 2017.
"Pertama kali ditemukan oleh dua orang warga di komplek pemakaman yang sudah tidak difungsikan. Karena memang di Gunung Lalakon itu banyak makam utamanya makam islam," ujar Romulo saat bercerita pada detikcom di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, Senin (18/9/2017).
![]() |
Menurut Romulo, penemuan diawali dari firasat seorang warga yang diberi pesan untuk membawa dan menyelamatkan artefak tersebut. Mendapat firasat, warga tersebut langsung mengajak temannya untuk mencari artefak yang dimaksud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut mereka mengambil juga harus Hari Jumat jam 10 siang. Katanya benda itu ada penunggunya berupa ular," katanya.
Sesampainya di lokasi kedua warga itu menemukan artefak tidak jauh dari makam dengan kondisi tertutup tanah liat. "Kemudian mereka bawa turun dan dibersihkan. Setelah itu melapor ke museum," ucapnya.
Baca Juga: Warga Temukan Artefak Kepala Naga di Gunung Lalakon Bandung
Pihak museum yang mendapat laporan langsung menindak lanjuti ke lokasi. Langkah cepat tersebut adalah sebuah upaya agar tidak terjadi kegelisahan di masyarakat terlebih menghindari oknum-oknum yang memanfaatkan situasi.
"Kita gerak cepat agar tidak ada penjarahan," ungkap Romulo.
![]() |
Pihaknya berterima kasih pada dua warga tersebut karena sudah mau melaporkan penemuan artefak tersebut. Meski sudah terlanjur diamankan dan dibersihkan namun pihaknya mengapresiasi inisiatif warga untuk menyelamatkan artefak.
"Kami sangat apresiasi. Meski sebaiknya jangan dulu diamankan apalagi dibersihkan karena tanah atau lokasi penemuan itu bisa jadi bahan penelitian. Tapi apa yang dilakukan oleh dua warga itu sudah benar dengan melapor pada kami. Dan keduanya tidak ada motif apa-apa, apa lagi minta imbalan pada kami," ujar Romulo. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini