Sudah dua minggu ini perkampungan warga dilanda kekeringan, air sumur tidak lagi mengeluarkan air. Aliran sungai juga tidak layak konsumsi, hanya dipakai warga untuk mandi dan keperluan lainnya. Air minum dibeli warga dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per jerigen.
"Kondisinya sudah parah, Alhamdulillah ada kendaraan besar milik polisi yang hari ini datang. Warga berbondong-bondong datang membawa jerigen dan ember karena kapasitas air yang diberikan lebih dari cukup, bahkan berlebih sampai kampung sebelah juga berdatangan," kata Herman, ketua RT 05 kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dikatakan Herman, ada sebanyak 70 KK di kampungnya mengalami kesulitan air bersih. Satu-satunya solusi adalah membeli dari pedagang yang artinya warga harus merogoh kocek dalam-dalam. "Belinya tidak hanya satu dua jerigen, untuk stok warga harus mengisi 2 sampai 5 jerigen itu kan lumayan untuk warga di sini," lanjutnya.
Belasan personel dari Satuan Samapta Bhayangkara (Sat Sabhara) silih berganti membantu warga menjinjing jerigen air. Sebagian dari mereka juga membantu mengalirkan air bersih kepada warga.
"Sebetulnya sudah berkeliling sejak sepekan terakhir, kita memanfaatkan kendaraan water cannon untuk menyuplai air bersih kepada warga. Airnya kita ambil langsung dari PDAM dan aliran air bersih mata air di sekitar pegunungan, jadi airnya benar-benar segar," kata Kapolres Sukabumi AKBP M Syahduddi didampingi Kasat Sabhara AKP Deden Sulaeman.
Syahduddi juga berencana untuk memantau kekeringan di sejumlah titik di wilayah hukumnya yang juga mengalami kekeringan. Apabila memungkinkan pasokan air akan kembali disuplai oleh Water Cannon.
"Kalau lokasinya tidak bisa dimasuki water cannon kita coba pinjam kendaraan tangki milik perusahaan atau milik pemerintah daerah," tutupnya.
(ern/ern)