Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Firman Manan mengatakan sebagai pemain lama, keputusan Dede untuk maju di Pilgub Jabar terlambat. Sebab, popularitas dan elektabilitasnya saat ini tertinggal jauh dari figur lainnya.
Berdasarkan beberapa survei, rating Ketua Komisi IX DPR berada di bawah Ridwan Kamil, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. Hal itu tentunya membuat Dede sulit untuk bersaing di Pilgub Jabar 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya Dede masih bisa diperhitungkan di Jabar. Namun, sambung dia, setumpuk pekerjaan rumah sudah menanti untuk bisa memuluskan niatnya menjadi pemimpin di Jabar.
Ia menjelaskan pekerjaan rumah yang dimaksud ialah meningkatkan elektabilitas dan popularitasnya sebagai Cagub Jabar. Sehingga, aktor senior itu harus kembali turun ke masyarakat nantinya.
"PR nya cukup berat kalau kemudian memang akan maju sebagai kandidat alternatif. PRnya cukup banyak mengejar ketertinggalan dari kandidat lainnya khususnya soal elektabilitas dan popularitas," ungkap dia.
Dia menyebut peluang Dede untuk bisa maju akan terbuka lebar apabila poros koalisi baru mengusungnya. Sebab, saat ini Demokrat bersama PPP dan PAN sepakat untuk bekerjasama di Pilgub Jabar.
"Dalam poros koalisi baru itu Demokrat pemegang saham terbanyak maka memang punya peluang Dede untuk diusung karena sebagai kader demokrat. Tapi catatannya kan dia harus lebih dulu meyakinkan secara internal demokrat, ada proses yang dilakukan untuk seleksi di koalisi," kata Firman.
Seperti diketahui, pada Pilgub 2008 Dede Yusuf maju dengan Ahmad Heryawan. Di luar prediksi, pasangan Hade (Ahmad Heryawan-Dede Yusuf) mengalahkan dua pasangan calon petahana lainnya yaitu Dany Setiawan-Iwan Sulandjana dan Agum Gumelar-Nu'man Abdul Hakim.
Selanjutnya pada Pilgub 2013, Dede pecah kongsi dengan Aher. Dia maju menjadi cagub berpasangan dengan Lex Laksamana (sekda Jabar saat itu). Namun dia terpaksa menelan kekalahan bahkan perolehan suaranya paling buncit di antara dua pasangan lainnya yaitu Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar dan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki. (ern/ern)











































