Kepada detikcom, Cu menceritakan awal mula dia ditato sekitar lima tahun lalu. Saat itu keinginan merajah tubuh muncul karena ingin mengikuti tren dikalangan teman-temannya.
Seiring waktu keinginannya untuk hijrah dan menekuni agama semakin kuat. Sehingga muncul keinginannya untuk menghapus tato yang menghiasi hampir seluruh bagian punggungnya itu selama lima tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Puluhan Orang Hapus Tato dan Berhijrah Massal di Bandung
Sebelum menemukan program penghapusan tato gratis ini, Cu sempat terpikir untuk mengambil jalan pintas dengan menggunakan sejumlah obat yang sebenarnya bisa merusak jaringan kulit manusia.
"Pokoknya waktu itu kepikir gimana caranya ini harus hilang, kasarnya mau pake serbuk PK juga gak apa-apa. Tapi Alhamdullilah iseng-iseng buka media sosial muncul ini, jadi terbuka jalannya," katanya.
Dari situ pria warga Rancaekek, Kabupaten Bandung ini mulai mengikuti program penghapusan pertama yang digelar di Masjid Istiqomah. Cu memprediksi untuk menghapus seluruh tatonya dibutuhkan antara empat hingga delapan kali perawatan lanjutan.
Cu mengaku menghapus lebih sakit dibanding membuat tato. Terlebih proses penghapusan tidak bisa instan dan harus dilakukan berulang-ulang. "Sebenarnya sakitnya sama, panas. Kalau tato sakit sekali langsung jadi. Kalau sekarang hapus sakitnya harus sampai delapan kali," ujar Cu.
Baca Juga: Peserta Hapus Tato Gratis Wajib Hafal Surat Ar Rahman
Namun karena kegigihan Cu untuk berhijrah, dia rela melakukan itu semua. "Saya mau niat khusyuk kalau masih ada ini (tato) juga kaya ada halangan. Tapi saya ingin kita itu lahir bersih, Insya Allah nanti juga pas dimandiin (meninggal dunia) juga bersih," tuturnya.
Selain meneguhkan diri untuk menghapus tato, Cu juga kini getol mengajak temannya baik secara lisan atau melalui media sosial untuk bersama menghapus tato. "Kalau ada niat sedikit-sedikit bersihin diri dulu. Kalau belum ada hidayah, terpenting kita sudah ada niat semata-mata mencari rida Allah SWT," ujar Cu. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini