Saat ditemui Detikcom di kios piguranya yang berada di Jalan Sukalila Selatan Kelurahan Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon pada Rabu (30/8/2017) siang, Joko mengaku sempat bergelut di dunia illegal logging (penambangan liar). Bersama keluarganya, Joko membeli kayu dari para penebang hutan untuk disalurkan ke perusahaan-perusahaan yang ada di Wilayah III Cirebon.
Hanya dua tahun Joko bertahan sebagai penyalur kayu-kayu dari Kalimantan, tepatnya dari 2006 hingga 2008, karena perusahaan yang dikelolanya bangkrut. Ia sangat bersyukur perusahaanya itu bangkrut sehingga menemukan jalan lain untuk berusaha. Joko menganggap kebangkrutan perusahaan jual-beli kayu yang dikelolanya itu sebagai gerbang hijrahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Pigura Gratis dari Joko Tole Cirebon, Syaratnya Baca 3 Surat Alquran
Setelah mengalami kebangkrutan, pria asal Madura itu memilih menetap di Cirebon. Sekitar satu tahun lebih, Joko tak memiliki pekerjaan. Hidupnya dirundung kesusahan. Tak ingin berlarut-larut merasakan keterpurukan, Joko pun memilih untuk lebih mendakatkan dirinya kepada Sang Khalik.
"Saat itu saya nyoba untuk ikut pengajian. Ternyata hati saya menjadi nyaman. Waktu itu, mencari buat makan saja susahnya minta ampun. Tapi, hati saya nyaman dan menemukan kedamaian," kata pria yang sudah memiliki dua anak itu.
Foto News: Pigura Gratis dari Joko Tole di Cirebon, Siapa Mau?
Semenjak itu, Joko mulai aktif pada kegiatan pengajian. Baru pada tahun 2010 ia memulai usaha dengan menjual pigura. Ia pun ingin menebarkan kedamaian yang ia rasakan, salah satunya dengan menebar kebaikan.
"Sebaik-baiknya manusia itu yang berguna untuk manusia lainnya juga. Setahun yang lalu saya mulai menggratiskan pembeli yang hafal tiga surat Al Quran," katanya.
Ia memiliki keinginan untuk terus membantu sesama. Belajar dari pengalaman hidupnya yang sempat terpuruk dan menganggur selama dua tahun, Joko pun ingin membantu mendanai usaha bagi orang yang masih menganggur.
"Ya usaha kecil-kecilan saja. Saya pengen bisa mendanai mereka yang menganggur. Sistemnya terserah, apa mau bagi hasil atau dibayar seperti karyawan, yang penting mereka bisa bekerja," ucapnya. (avi/avi)