Kadistan Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, mengatakan pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak hanya melihat hewan yang akan dikurbankan dari segi tampilan dan harga yang murah.
"Kami berikan label bagi hewan kurban yang laik, juga memberikan informasi kepada para pedagang untuk memberikan informasi kepada konsumen," kata Tisna kepada wartawan di kandang ternak sapi di Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Senin (28/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian dari segi kesehatan dilihat, apakah hewan tersebut mengidap penyakit atau tidak," tambahnya.
Data semetara hasil pemeriksaan kesehatan hewan kurban tahun ini, hingga 27 Agustus 2017 di Kabupaten Bandung. Terdapat 8.429 hewan ternakk yang layak kurban, yang terdiri dari 5.545 sapi, 2 kerbau, 2 862 domba dan 20 kambing.
"Sementara itu terdapat 1.087 hewan yang tidak layak kurban, yang terdiri dari 592 sapi, 491 domba, 4 kambing," ungkapnya.
Tisna menjelaskan, pemeriksaan akan terus dilakukan hingga H-1 Idul Adha yang jatuh pada 28 Agustus 2017 nanti. Pemeriksaan pascakurban pun akan dilakukan untuk memeriksa kualitas daging kurban.
"Kami sejak 23 Agustus kemarin sudah turun ke lapangan, dominan kurban itu sapi," ucap Tisna.
"Pada 2016 lalu, sebanyak 16 795 hewan ternak yang dinyatakan sehat laik, jumlah tersebut terdiri dari 10.112 sapi, 14 kerbau, 6.652 domba dan 17 kambing," pungkasnya. (avi/avi)











































