"Ya supaya ada perbaikan aja. Saya berharap ke depannya enggak ada pungli lagi," ungkap Enopita kepada detikcom melalui pesan singkat, Kamis (24/8).
Enopita menjelaskan kejadian tersebut bermula saat ia dan sejumlah temannya hendak mendaki Gunung Guntur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eno menambahkan saat itu juga sang bapak langsung meminta Ia dan rekannya untuk membayar uang sebesar Rp 2.500 per orang. Orang tersebut kata Eno, mengaku sebagai seorang ketua.
"Parahnya dia bawa golok sama sekop besi, tapi kita biarin aja dan enggak kasih uang sama dia. Kita enggak tau harus bayar itu buat apa karena gak dijelasin," katanya.
Kini Eno berharap agar oknum warga yang melakukan pungli tersebut ditindak oleh pihak berwajib agar tidak meresahkan wisatawan yang hendak mendaki Gunung Guntur.
"Memang nominalnya hanya Rp 2.500 tapi kan kalau sambil ngancam gitu jadi meresahkan," pungkasnya.
Sementara itu, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah V selaku pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Guntur kini sedang berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk menangani hal ini.
(ern/ern)