"My dakwah, my adventure," ucap Evie saat mengobrol dengan sejumlah koleganya usai berdakwah pada gelaran 'Tasyakur Kemerdekaan' memperingati HUT Ke-72 Republik Indonesia di halaman Mapolrestabes Bandung, Jumat (18/8/2017).
Bapak empat anak ini bawaannya memang kocak dan energik. Selain itu, performa kekinian melekat pada Evie setiap mengisi siraman rohani. Ia sengaja ingin tampil beda dibandingkan dai pada umumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seketika julukan dari masyarakat melekat kepadanya. Evie dijuluki sebagai ustaz gaul dan nyentrik.
"Harus jadi diri sendiri. Tong jadi batur (jangan menjadi orang lain). Sebab, Allah melihat ketakwaan, bukan pakaian. Terpenting jangan najis hati," tuturnya.
Selagi menyampaikan ceramah di hadapan banyak orang, ia mengaku nyaman berbusana sehari-hari ala kawula muda. Berbalut kemeja flanel, sweater hoddie dan kaus.
"Lebih rileks," katanya.
Namun tak sedikit orang mengomentari nyinyir penampilan gaul Evie yang memiliki seabreg koleksi kupluk. "Ada yang nyebut tukang vila lah, tukang kabel lah. Ya ada saja hatter," ucap Evie.
"Paling penting 'gapleh' atau gaul tapi saleh," kata Evie.
Bukan sekadar penampilannya yang kekinian, metode ceramah digulirkan Evie bergaya bahasa tutur dengan pilihan kata-kata populer. Menyampaikan dakwah aneka tema mengenai risalah Islam secara santai dan menghibur tapi sarat makna. Khas lainnya, ia juga menyelipkan puisi dan bersenandung.
"Dakwah itu asyik dan indah. Saya menyampaikan bahasan dengan bahasa-bahasa ringan serta mudah dipahami," ujarnya.
Cara dakwah Evie direspons positif muda-mudi di Kota Bandung. Gerakan hijrah diusung Evie dan rekan-rekannya menggiring anak muda muslim secara bertahap nyemplung memahami lebih dalam ajaran Islam. Pemuda hijrah menjadi fenomena yang diharapkan Evie terus menggelinding kencang.
Salah satu program kajian yang rutin dilaksanakan komunitas Pemuda Hijrah ini berlangsung tiap Rabu malam di Masjid Agung Trans Studio Bandung, Jalan Gatot Subroto. Di lokasi itu selalu tumplak dihadiri anak-anak muda yang telah mengarungi langkah anyar untuk hijrah.
"Mereka (kawula muda) merespons karena prinsip kita dakwahnya enggak ada guru dan murid. Kita sahabat," katanya.
"Kami mengajak, tidak mengejek. Merangkul, tidak memukul. Mengilhami, tak menghakimi. Pemberi solusi, bukan pencari sensasi," tutur Evie menambahkan. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini