Cerita Agus Disabilitas yang Anaknya Lulus SPN dengan Nilai Terbaik

Cerita Agus Disabilitas yang Anaknya Lulus SPN dengan Nilai Terbaik

Hakim Ghani - detikNews
Kamis, 10 Agu 2017 13:45 WIB
Foto: Istimewa
Garut - Kujang Prima Abadi (17), diterima sebagai siswa baru Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jabar. Kujang merupakan anak dari Agus Rusmana (53) seorang penyandang tunanetra yang berprofesi sebagai guru bagi para penyandang disabilitas di Garut, Jawa Barat.

Detikcom berkesempatan untuk berbincang dengan Agus di tempat kerjanya di SLB YKB Garut. Agus mengaku terharu dan bangga terhadap Kujang yang berhasil lolos masuk polisi dengan nilai terbaik.

"Tentunya sangat bangga, sejak dulu, kenapa anak saya diberi nama Kujang karena saya sangat bangga dengan polisi dan tentara di Indonesia. Saya ingin agar suatu hari kelak anak saya jadi aparatur negara, karena tidak ada di keluarga saya yang jadi polisi atau tentara. Alhamdulillah sekarang cita-cita itu tercapai," ungkap Agus kepada detikcom di SLB YKB, Jalan Rumah Sakit, Tarogong Kidul, Garut, Kamis (10/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya dari 15 ribu calon siswa yang mendaftar, terpilih 711 orang diterima. Anak saya menempati peringkat satu di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jabar," ungkap Agus.

"Dinilai dari kesehatan 1 dan 2, fisik luar dan dalam, psikotes, dan yang paling bagus di tes akademis," tambahnya.

Yang lebih membanggakan, lanjut Agus, nilai anaknya tersebut merupakan nilai terbesar dari angkatan-angkatan sebelumnya.

"Saya kurang tahu kalau jumlah nilainya, tapi yang dari SPN bilang ke saya katanya nilai anak bapak itu paling tinggi dari angkatan sekarang dan angkatan sebelumnya. Jadi angkatan sebelumnya belum ada yang menyamai nilai Kujang," ungkap Agus dengan bangga.

Agus mengatakan sejak kecil Kujang yang merupakan anak tertua dari tiga bersaudara tersebut, sangat disiplin dan tidak banyak bicara. Namun prestasi Kujang dalam belajar selalu terlihat di berbagai jenjang pendidikan.

"Memang anaknya terkesan pendiam, tapi saat di SMA dia selalu dapat rangking minimal 2 atau 1 di sekolah. Apalagi pas SMA itu dia ikut Paskibra dan sebelum masuk SPN Polda Jabar dia tercatat sebagai pelatih Paskibra di Pemkot Cimahi," katanya. Selama ini anak istri Agus memang menetap di Cimahi.

Agus mengaku dirinya dan sang istri Lindawati (48) tidak terlalu bisa memberikan pendidikan yang maksimal kepada anak-anaknya karena keterbatasan yang ia miliki. Namun ia selalu menekankan agar ke-3 anaknya termasuk Kujang harus selalu jujur dan beretika dalam kehidupan.

"Saya juga menyadari bahwa kondisi saya tidak sempurna, tapi saya punya prinsip agar anak-anak saya selalu menghargai dan tidak memandang suku juga agama orang lain," katanya.

Agus sendiri telah menjadi tenaga pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) sejak tahun 1997. Namun dirinya mengajar di SLB YKB Garut sejak tahun 2006 lalu.

Sehari-harinya Agus kini tinggal di asrama SLB YKB yang terletak di belakang bangunan sekolah dengan para siswa berkebutuhan khusus. Agus baru menyempatkan pulang ke kediamannya di Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi saat libur mengajar.

Kini Agus berharap agar kisahnya ini menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Ia berpesan kepada semua orang agar tidak menjadikan keterbatasan sebagai keluhan.

"Saya juga berharap kepada anak saya agar aa (Kujang) terus menjadi yang terbaik. Tidak hanya saat ini tapi hingga nanti. Aa harus menjadi orang yang berguna bagi bangsa, agama dan manusia yang lainnya," pungkas Agus. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads