![]() |
Sabtu (5/8/2017) lalu, rumah Abah Bisri ludes dilalap si jago merah. Saat peristiwa kebakaran itu terjadi, Abah sedang tidak ada di rumah begitu juga Idah putrinya. Kondisi rumah sedang dalam keadaan kosong, api sendiri diduga berasal dari perapian yang lupa ia padamkan. Tak ada barang yang bisa diselamatkan. Pakaian yang digunakan Abah adalah benda yang tersisa.
"Ah Abah mah gini aja, barang engga ada semua habis terbakar lemari pakaian, kasur dan uang Rp 250 ribu, yang nyisa cuma baju di badan," ungkap Abah kepada detikcom, sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa (8/8/2017).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Abah tinggal sudah lebih dari 20 tahun di sini, istrinya Mak Ratih meninggal setahun yang lalu karena sakit. Putrinya Idah sedikit mengalami gangguan kejiwaan. Tapi Abah ini tidak pernah ngemis, dia mintanya kerjaan aja jadi sama warga sini suka diminta buat nyabit rumput, bersihin kebun atau apapun yang bisa dikerjakan oleh Abah," kata Kusnadi.
Kusnadi bercerita jika rumah Abah dulunya sempat berkali-kali diajukan untuk mendapat bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) namun bantuan yang diharapkan tidak kunjung datang.
"Bantuan datang setelah rumah abah terbakar, pihak desa memberikan beberapa bahan bangunan selain itu datang juga bantuan berupa tiang, balok dan alat memasak dari BPBD," ungkap Kusnadi.
Proses pembangunan Abah Bisri pun dimulai, saat ini kondisinya sudah setengah badan. Rumah baru abah rencananya tidak lagi berdinding bilik namun menggunakan batako. Salah seorang warga, Jafar Sa'dudin mengatakan warga ikut aktif membangun ulang kediaman abah Bisri.
"Alhamdulillah, bantuan mengalir warga bergotong royong membangun ulang kediaman Abah. Cuma prosesnya saat ini terhenti karena masih ada kekurangan untuk bagian atas termasuk genting dan lain-lain," ucap Jafar. (avi/avi)