Salah satunya sumur milik keluarga Sutaryo (45). Sumur sedalam 13 meter miliknya itu mulai mengalami kekeringan sejak tiga bulan lalu. Hal tersebut disebabkan karena sudah berbulan-bulan tidak turun hujan.
"Ini baru tahun ini keringnya parah. Tahun lalu masih ada hujan, kalau sekarang sudah tiga bulan tidak hujan," ujar Sutaryo saat berbincang dengan detikcom, Senin (7/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk mencari air, lanjut Sutaryo, ia harus berjalan sekitar 500 meter ke sumur milik tetangganya. Namun jika di sumur tersebut banyak yang mengantre dia harus naik motor mencari air di masjid yang berjarak sekitar 2-3 KM.
"Sumur tetangga juga sedikit bau. Tapi mau bagaimana lagi. Paling airnya untuk mandi dan cuci saja. Kalau minum beli isi ulang (galon) Rp 4 ribu," katanya.
Sutaryo mengatakan, saat ini beberapa warga mulai mengalami gatal-gatal karena menurunnya kualitas air sumur. Namun warga tidak bisa berbuat banyak lantaran untuk mencari sumber air yang layak cukup sulit.
![]() |
"Yang keringnya sudah parah baru blok sini saja. Tapi dengar-dengar beberapa blok juga sudah mulai kering, kemungkinan satu desa," beber Sutaryo.
Selain sumur milik warga, sejumlah empang atau kolam ikan yang berada di sekitar pemukiman juga terlihat mulai mengering. Bahkan beberapa empang sudah tidak menyisakan air sehingga hanya menyisakan tanah kering dan sisa genangan.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini