JaRI meluncurkan kampanye digital berlabel program #AnakAman guna menekan angka kejadian kekerasan dan kejahatan seksual pada anak. "Program ini jangka pendeknya untuk mencegah serta menangani kasus kekerasan perempuan dan anak sesegera mungkin. Jangka panjangnya yaitu menekan kasus kekerasan pada anak di Indonesia," tutur Pendiri JaRI Ilsa Nelwan saat ditemui awak media di salah satu restoran, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/8/2017).
Progam Anak Aman bersifat pendekatan edukatif melalui penyuluhan di sekolah dan kampanye lewat media sosial. JaRI menggandeng Rotary Club Bandung Utara, Titik Titik Studio dan Medika Reka Citra Digital Stroryteller (MRC) guna menggalakkan program tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden RCBU Satyawati Hanna menjelaskan pemanfaatan media digital, seperti medsos dan website, menjadi metoda baru dalam kampanye pencegahan kekerasan terhadap anak. Menampilkan konten edukatif, ramah anak dan bermanfaat bagi orang tua diharapkan dapat mengurangi kejadian kekerasan serta pelecehan seksual.
"Medsos itu ibarat sebuah sungai yang mengalir deras. Di tengah derasnya informasi buruk, kami ingin menuangkan informasi baik ke sungai itu. Terutama untuk orang tua yang aktif di medsos," ucap Hanna.
Chief Operating Officer MRC Storyteller Grace Tobing menjelaskan program #AnakAman dituangkan via medsos yaitu Twitter, Instagram dan Facebbok dengan akun @YayasanJari. "Target kami bukan anak-anak, tapi orang tuanya. Kami menyasar 'mahmud abas' atau ibu muda untuk terlibat program ini. Sebab kalangan 'mahmud abas' palik banyak menggunakan medsos," kata Grace.
Dia menjelaskan konten disajikan dalam akun medsos tersebut antara lain contohnya berisi tips trik cara observasi perubahan anak dan artikel kesehatan reproduksi. "Tentu bahasa yang ditampilkan kita sederhanakan ala 'mahmud abas'," ucap Grace. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini