ITB Cari Cara untuk Isi 40 Kursi Kosong Ditinggal Mahasiswa

ITB Cari Cara untuk Isi 40 Kursi Kosong Ditinggal Mahasiswa

Mukhlis Dinillah - detikNews
Senin, 31 Jul 2017 11:54 WIB
Foto: Suasana Kampus ITB (dok.ITB)
Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah mencari cara mengisi kekosongan kursi akibat ditinggalkan sebanyak 40 calon mahasiswa yang pindah ke kampus lain. ITB akan mengkaji ulang aturan yang berlaku.

Wakil Rektor ITB Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi, Miming Mihardja selama ini ITB hanya menggunakan jalur SNMPTN dan SBMPTN untuk menyeleksi calon mahasiswa baru.

Menurutnya selama ini belum memiliki mekanisme lain tekait seleksi mahasiswa baru. Namun, banyaknya kekosongan kursi yang terjadi tahun ini membuat ITB harus mengakalinya dengan cara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira nanti masih akan kaji oleh ITB, kalau masih bisa diselamatkan kenapa tidak. Karena memang enggak ada mekanisme lain yang kita lakukan untuk mengisi kursi kosong itu," kata Miming saat dihubungi via telepon genggam, Senin (31/7/2017).

Miming menegaskan, kekosongan puluhan kursi itu tidak berdampak terhadap reputasi ITB. Sebab, sambung dia, kepindahan calon mahasiswa itu bukan berdasarkan kualitas instansi pendidikan melainkan alasan lain.

"Saya kira enggak ada masalah (reputasi). Karena pemilihan kampus lain bukan berdasarkan pada persoalan kualitas pendidikan. Tapi ada pertimbangan lain mungkin karena ikatan dinas atau beasiswa yang lebih pasti," ungkap dia.

Menurutnya persoalan ini sudah seharusnya menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya dengan merumuskan kembali mekanisme proses seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

"Harapannya mekanisme seleksi apa itu penjadwalannya atau sebagainya. Sehingga, jangan sampai merugikan anak-anak yang mau masuk ITB. Ini ada kursi sia-sia nih, itu aja," kata Miming. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads