"Tahun ini kursi kosong di ITB 40 kursi, ini kan enggak baik, tau sendiri yang mau sekolah di ITB banyak sekali," kata Wakil Rektor ITB Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi, Miming Mihardja saat dihubungi via telepon genggam, Senin (31/7/2017).
Ia menuturkan para calon mahasiswa yang membatalkan diri itu karena beralih sekolah kedinasan milik pemerintah, sebagian kecil ke luar negeri. Fenomena ini bukan pertama kalinya terjadi di ITB, namun tahun ini jumlahnya paling banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya dalam persoalan ini ITB menyoroti mekanisme seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN). ITB mengajak berbagai pihak untuk kembali mendiskusikan dan mengevaluasi terkait mekanisme seleksi PTN.
"Harapannya mekanisme seleksi apa itu penjadwalannya atau sebagainya diperbaiki. Sehingga, jangan sampai merugikan anak-anak yang mau masuk ITB. Ini ada kursi sia-sia nih, itu aja," jelas dia.
ITB menyurati SMA yang lulusannya melepaskan kursinya. Merujuk aturan, siswa yang telah menyelesaikan pendaftaran tidak diperkenankan membatalkan kepesertaan SNMPTN. Selain itu, siswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri atau kampus lain tidak perlu didaftarkan ke ITB lewat jalur SNMPTN.
"Kata catatan khusus (surat) bukan berarti ada sanksi, lebih kepada menciptakan kepedulian bersama saja. Tidak harus dalam bentuk pengurangan kuota. Kita sudah menyampaikan ada sesuatu yang kita fikirkan bersama," kata Miming. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini