Jaenudin merupakan warga Kampung Ubrug Gunung Batu RT 02 RW 04, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak. Dia tinggal dengan kondisi kurang layak di sebuah rumah gubuk dengan istri dan seorang anaknya. Bersama Mbah Diro, detikcom menyambangi kediaman Jaenudin pada Jumat lalu (28/7/2017).
Kediaman Jae (sapaan Jaenudin) berukuran kurang lebih 3 x 4 meter persegi. Sebagian dinding bilik rumahnya terkelupas. Bila punya beras istri Jaenudin yang bernama Iroh (45) memasak menggunakan tungku berbahan bakar kayu bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jae sudah menempati rumah itu lebih dari empat tahun. Rumah ini dibangun warga setempat secara gotong royong untuk ditinggali keluarga Jae. Tidak ada kamar mandi. Ada dua kamar yang diisi oleh kasur tipis yang langsung menempel ke lantai semen yang lembap.
"Kadang jarang mandi, karena kalau mandi nyari pemandian umum. Untuk buang air biasa di kebun, atau WC umum," imbuh Jae.
Jae masih menggunakan lilin untuk penerangan karena belum ada aliran listrik. Pernah ada insiden dinding biliknya terbakar oleh anaknya yang masih berusia enam tahun. "Seminggu kemarin jebol karena anak saya main lilin dan sengaja nempelin ke dinding, untung aja keburu ketahuan dan dipadamkan," tuturnya lagi.
Kisah tentang Jae kemudian viral di media sosial. Sebagian relawan sosial melaporkan hal itu ke Mbah Diro. Tanpa menunggu lama, Mbah Diro mengecek dan menggerakkan warga untuk mengumpulkan bantuan. Hasilnya terkumpul uang dan sejumlah bangunan untuk bedah rumah. Namun masalah lain muncul.
"Rumah pak Jae berdiri di atas tanah negara. Mau kita buat permanen tidak mungkin. Posisinya kita harus mengumpulkan dana lagi untuk mencari tanah yang murah dan layak untuk Pak Jae dan keluarganya," tutur Mbah Diro.
Selama mimpi untuk membedah rumah Jae belum tercapai, nyaris setiap hari Mbah Diro ataupun relawan aksi sosial memberikan bantuan berupa beras dan makanan lainnya.
"Alhamdulillah, warga dari luar Cikakak, mahasiswa, LSM dan penggiat sosial banyak berdatangan memberikan beras dan makanan untuk meringankan keadaan Pak Jae dan keluarganya," tutup Mbah Diro
(ern/ern)