Kisah Pasutri Lansia Penjual Bendera Merah Putih di Surapati Bandung

Kisah Pasutri Lansia Penjual Bendera Merah Putih di Surapati Bandung

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Jumat, 28 Jul 2017 07:52 WIB
Foto: Dony Indra Ramadhan
Bandung - Langit di Kota Bandung sudah mulai gelap pada Kamis (27/7) sore. Aktivitas lalu lintas pun tampak sibuk oleh pengendara yang bergegas pulang ke rumahnya.

Di antara kesibukan itu, seorang perempuan lanjut usia (lansia) duduk di bangku halte angkutan umum bercat biru di Jalan Surapati, Kota Bandung. Wanita lanjut usia tersebut adalah Ocih (70) penjual bendera merah putih.

Menjelang peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, memang penjual bendera merah putih menjamur di Kota Bandung. Para pedagang, enggan kehilangan momen meraup untung dengan berjualan bendera. Hal itu jugalah yang dilakukan Ocih bersama suaminya Salimin (94).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lapak dagangan pasutri ini berada di pinggir Jalan Surapati tepatnya di halaman depan kantor Bea dan Cukai perwakilan Jabar. Dengan seutas tali yang disambungkan dari halte ke pohon, Ocih dan suaminya memasang sejumlah bendera merah putih untuk dijual.

Sore kemarin, barang dagangan Ocih masih terlihat penuh. Belum banyak bendera yang terjual.

"Dari pagi tadi baru ada tiga orang yang beli," ucap Ocih dengan suara lirih saat berbincang dengan detikcom. Saat wawancara Salimin tidak mendampingi, ia memilih rebahan di dalam tenda yang mereka bikin darurat.

Pasutri asal Leles, Kabupaten Garut ini sejak lima tahun terakhir beraktivitas berjualan bendera. Keduanya sengaja datang dari Garut ke Bandung hanya untuk menjual bendera.

"Setiap bulan Juli ke (bulan) Agustus saja Emak sama Abah datang ke Bandung buat jualan bendera ini. Emak sudah seminggu di sini," kata Ocih.

Ocih menuturkan bendera-bendera itu ia bawa langsung dari seorang pembuat di kampung halamannya. Ocih menjual Rp 20 ribu untuk satu bendera.

Kisah Pasutri Lansia Penjual Bendera Merah Putih di Surapati BandungFoto: Dony Indra Ramadhan


"Nanti hasil penjualannya Emak setor ke pembuatnya. Emak enggak dapet untung besar, satu bendera paling seribu," kata dia.

Menjadi seorang pedagang, tentu harus mengambil risiko barang dagangannya laku dan tidak. Ocih juga menyadari hal itu. Meski begitu, Ocih tak pantang menyerah. "Rejeki sudah ada yang mengatur. Emak sama Abah mah cuma berusaha dulu aja," ucapnya.


(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads