Khofifah mengatakan beberapa kali dirinya mendapatkan temuan rastra tersebut tidak layak konsumsi. Bahkan beberapa kepala daerah pernah menyuratinya dan langsung ditindaklanjuti oleh tim.
"Terakhir adalah kejadian di Sumenep yang akan dikirim ke Pulau Arjasa. Ternyata dari gudang ke pulau itu perahu sempat kemasukan air kemudian beras jadi coklat dan menggumpal. Saya sudah sampaikan dan langsung semua beras diganti," ujarnya usai sidak di Gudang Tuk Bulog Cirebon, Jumat (14/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya menyadari bagi masyarakat mengembalikan ke Bulog memang tidak mudah. Sehingga Tim Koordinasi (Tikor) Rastra harus benar-benar melakukan pengecekan saat mengeluarkan beras dari gudang agar layak konsumsi bagi masyarakat.
Selanjutnya elemen pemerintah daerah juga harus turut mengawasi saat rastra berada di titik distribusi ke titik pembagian. Jika nantinya beras dari gudang dipastikan layak namun saat dibagikan berubah maka kejanggalan dapat diurut sesuai alur distribusi.
"Jadi kalau ada temuan bisa diurutnya gampang. Apakah itu karena faktor cuaca atau alam, atau ada yang sengaja ganti," ucapnya.
Selain mengecek terkait kalayakan rastra, sidaknya kali ini juga untuk kepentingan Januari 2018 saat ada konversi dari rastra ke bantuan pangan non tunai. Nantinya masyarakat bisa membeli langsung beras di bulog. Bedanya beras yang disediakan tidak hanya kelas medium namun terdapat juga beras premium.
Disinggung soal hasil sidak kali ini, Khofifah memastikan beras yang dicek secara acak tadi sudah memenuhi standar dan layak konsumsi. Tidak hanya dari segi kelayakan beras namun dari segi kemasan dan bobot juga sudah sesuai.
"Beras adalah makanan pokok orang Indonesia. Miris kalau sampai masyarakat kita makan beras yang secara tampilan saja sudah tidak layak. Pokoknya persoalan beras jelek tidak lagi terus terulang," ujar Khofifah. (ern/ern)