Kedatangan sejumlah petugas tersebut mengejutkan Emak Isur. Sang nenek meronta sambil menolak dipindahkan ke panti jompo.
"Alim Emak mah, didieu nyalira alim kamana-mana sieun (Emak tidak mau, disini sendiri tidak mau kemana-mana takut)," ujar Emak Isur berbahasa Sunda saat dibujuk oleh salah satu dokter Puskesmas Dayeuhkolot yang ikut menyambangi rumah bututnya di Kampung Bojongasih 07/05, Kampung/Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami periksa tensi darah dan tubuh Emak secara keseluruhan. Kondisi kesehatan ditemukan hipertensi saja, itu karena umur Emak sudah lanjut usia," kata Kepala UPT Yankes Dayeuhkolot Italia Nurfitri.
Pemeriksaan yang dilakukan petugas Dinkes untuk mencek kondisi perempuan renta tersebut. "Dengan usia segini tidak masalah. Ini hanya kondisi sanitiasi rumahnya saja," ucap Italia.
Dia mengungkapkan, alasan Emak dipindahkan ke panti jompo agar mendapatkan hidup laik. "Supaya Emak terawat dan hidupnya lebih sehat. Makan siang, makan malam lebih produktif, olahtaga dan hidup lebih baik," ujar Italia.
Kepala Desa Dayeuhkolot Yanyan merasa tenang lantaran Emak Isur mau mengikuti saran Dinkes. Sebab, sambung Yayan, selama ini Emak Isur selalu menolah pindah ke panti jompo.
"Kesehatannya baik-baik saja. Setelah dibujuk, Emak mau dipindahkan ke panti jompo di Ciparay," kata Yanyan.
Dia menjelaskan, bukan hanya Emak Isur, sebelumnya ia pernah memindahkan warganya ke panti jompo. "Ada sekitar tiga orang," ucap Yanyan.
Sebelum berangkat ke panti jompo Emak berkeliling ke rumah tetangganya untuk pamit dan bersilaturahmi. "Hampura emaknya (Maafin Emak ya)," ujar Emak Isur kepada para tetangga. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini