Seperti diketahui, pada 22 Mei 2017 lalu, bupati yang juga kader PPP menyambangi Kantor DPD PDIP Jawa Barat di Kota Bandung. Kedatangannya tersebut untuk mengambil formulir pendaftaran penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilgub Jabar 2018.
Proses penjaringannya sendiri dimulai sejak 20 Mei-6 Juni 2017. Namun karena peserta penjaringan tidak terlalu banyak akhirnya DPD PDIP memperpanjang batas waktunya sampai 4 Juli 2017 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Uu mengaku masih menunggu arahan dari DPP PPP. Apakah akan mengembalikan formulir pendaftaran atau mendaftar resmi proses penjaringan tersebut atau tidak.
"Pengambilan formulir ini atas isyarat dari ketum (Ketua Umum PPP) kami. Sekarang saya akan mengembalikan lagi (formulir) atau tidak, saya kembali ke isyarah dari ketua umum kami," kata Uu, saat dihubungi, Minggu (2/7/2017).
Meski begitu dia mengaku, terus membangun komunikasi politik dengan partai lain. Mulai dengan Partai Nasdem, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat dan sejumlah partai lainnya.
"Ini untuk membangun ikatan emosional. Sehingga saat DPP (PPP) menunjuk, menentukan saya haru bergabung dengan si A, saya harus didukung partai A,B,C mereka sudah tidak canggung karena sudah membangun emosional secara pribadi," ujarnya.
Namun, Uu menyatakan belum ada keputusan pasti apa dia akan benar-benar maju dalam Pilgub Jabar 2018 atau tidak. "Politik itu kan dinamis ya. Politik itu belum ada kepastian sebelum terjadi. Uu nyalon tidak. Uu nyalon dengan siapa. Pastinya Uu nyalon sama siapa setelah sama-sama daftar ke KPU," ucapnya.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini