"Kegiatan seperti itu untuk melatih kepekaan, naluri, insting, dan reflek anggota," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo kepada detikcom via pesan singkat, Sabtu (1/7/2017).
Menurut Hendro, pelatihan ini sesuai dengan ketentuan dalam antisipasi aksi teror. Sehingga, dengan pelatihan seperti ini, anggota yang berjaga baik di markas komando (Mako) maupun di pos-pos lalulintas dapat sigap manakala ada penyerangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain melakukan pelatihan bagi anggotanya, Polrestabes Bandung juga menambah kekuatan di setiap Mako baik Polrestabes Bandung maupun Polsek. Pengamanan berlebih dilakukan sejak pukul 24.00 hingga pukul 05.00 WIB.
"Untuk petugas patroli dilaksanakan minimal dua orang pada malam hari serta dilengkapi dengan helm, rompi, senjata laras panjang dan peluru tajam. Disaat melaksanakan patroli ada tiga chek point sebagai titik pantau anggota untuk melihat situasi sekitar Mako," kata Hendro.
Aksi penyerangan terhadap anggota Polri pertama terjadi di Polda Sumatera Utara. Terakhir, aksi penyerangan dilakukan oleh seorang pria terhadap dua anggota Brimob di Masjid Falatehan dekat Mabes Polri.
(ern/ern)











































