Lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) berada sedikit jauh dari pemukiman warga lainnya, tidak heran jika pelaku dengan leluasa melakukan aksinya di rumah panggung berdinding bilik bambu berukuran kurang lebih 3 x 6 meter persegi itu.
"Posisi rumah korban memang jauh dari pemukiman dan memang arealnya perbukitan, rumah korban masih berdinding bilik bambu dan semi panggung. Kalau malam situasi sangat sepi," kata Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Benny Cahyadi, kepada detikcom, Sabtu (10/6/2017) pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku mendatangi rumah korban sekitar pukul 21.00 WIB, mengetuk pintu rumah korban. Saat itu pintu dibuka oleh Karti, pelaku langsung mengayunkan senjatanya ke arah leher korban disusul aksi serupa ke korban Undi dan Aep," lanjut Benny.
Situasi di dalam rumah tidak kalah mengerikan, korban Undi dan Karti digeletakan pelaku di ruang tengah berukuran kurang lebih 2x3 meter persegi. Bagian tubuh korban menempel ke dinding bilik, tidak jauh dari kamar mereka terdapat bercak darah.
![]() |
Sementara korban Aep diseret hingga ke areal perbukitan lalu kepalanya dipenggal pelaku. Bagian kepala korban dibuang ke semak-semak sementara bagian tubuhnya dimasukkan ke dalam karung dan dihanyutkan ke sungai.
"Pelaku mengaku dalam keadaan kesurupan saat melakukan aksinya, darah korban terciprat di bagian pintu hingga ke ruang tengah," lanjut Benny.
Jenazah pasutri Undi dan Karti pertamakali diketemukan Tatang (29) putra kedua korban yang saat itu baru saja kembali dari shalat tarawih. Tatang kaget melihat situasi mengerikan di rumahnya dan meminta pertolongan warga.
"Tatang lolos dari upaya pembunuhan pelaku, namun ia harus kehilangan kedua orang tua dan kakak sulungnya. Pelaku sempat mengaku jika dirinya korban ilmu hitam korbannya, sebelum melakukan aksinya sempat tidak sadarkan diri karena nyeri di ulu hati kemudian bermimpi akan dibunuh oleh korban Undi," jelas Kapolsek Cidaun AKP Faizal.
(avi/avi)