"Kami juga mendapat dari unsur masyarakat, mohon maaf ya inginnya titip-titip (siswa) saja," kata Hadadi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (8/6/201).
Dia mengungkapkan, banyak kepala sekolah yang menyampaikan ada oknum-oknum tertentu yang meminta anaknya diterima di sekolah tertentu. Meski siswa yang dimaksud tidak memenuhi syarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disinggung soal oknum atau unsur mana yang mencoba praktik tidak terpuji itu, Hadadi enggan membeberkan rinci. Tapi oknum itu memiliki power, baik secara finansial dan lainnya.
"Pokoknya ada unsur-unsur merasa lebih sehingga ingin mendapat pelayanan yang lebih," ucap Hadadi.
Ia menambahkan, tengah berupaya membangun sistem PPDB supaya lebih baik dan terhindar dari berbagai unsur kecurangan. Terlebih dalam proses PPDB sebelumnya aksi ilegal banyak terjadi.
"Sistem ini kita buat untuk mengantisipasi hal-hal seperti itu. Sekarang ini enggak ada istilahnya titip-titip siswa. Jadi pihak sekolah harus tegas mengantisipasi," ucapnya.
Disdik Jabar segera meningkatkan pengawasan untuk meminimalisir praktik curang dalam PPDB. Baik secara internal dan eksternal yang melibatkan pihak-pihak tertentu yang konsen terhadap dunia pendidikan.
"Kita lakukangan pengawasan secara internal dan eksternal. Kita rekrut beberapa dewan pendidikan, PGRI, dan pemerhati yang konsen soal dunia pendidikan," ujar Hadadi. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini