"Setiap harinya, 30 lembar kulit sapi dapat kami kumpulkan dari RTH Cirangrang, Ciroyom, dan Banjaran," kata pengusaha pengepul kulit sapi, Heri (39), saat ditemui detikcom di tempat pengumpulan kulit, Kampung Pendeuy 02/12, Desa/Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (8/7/2017).
Heri mengungkapkan, kulit tersebut dijual kembali kepada produsen kerupuk kulit di Bandung Raya dan produsen sepatu, tas dan bahan baku jok pesawat terbang dan kapal pesiar di Garut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malamnya sapi dipotong, paginya kulit harus segera dibersihkan, baik bulu dan tetelannya. Kulit bersih kami jual dengan harga dua puluh ribu rupiah perkilogramnya," ujar Heri.
![]() |
"Begitupun untuk bahan baku eksterior, sepatu, tas dan bungkus jok, kami hanya mengawetkannya menggunakan garam yang dapat bertahan dua hingga tiga bulan," ucap Heri.
Tempat pengumpulan kulit tersebut sudah berkiprah sejak 1999. Saat detikcom berkunjung ke tempat pengumpulan kulit tersebut ada seorang pembeli yang memborong tiga lembar kulit sapi untuk bahan baku kerupuk.
"Sudah sejak 2010 lalu saya beli kulit di sini. Setiap harinya tiga lembar kulit saya beli untuk bahan baku kerupuk kulit. Dari tiga lembar kulit tersebut dapat menghasilkan sekitar satu kuintal krupuk kulit. Selain itu, kulit yang dijual disini bersih dan masih fresh," ujar Cecep Saliman (37).
Jual Kulit Dalam Bentuk Beduk
Selain menjual lembaran kulit, Heri juga menjual kulit sapi berbentuk beduk. Setiap Ramadan ini ia banjir pesanan beduk. Harga satu buah beduk dijual dari yang murah hingga mahal, tergantung ukuran.
![]() |
"Bahan yang dipakai untuk beduk ini adalah drum bekas dan kulit sapi. Beduk yang menggunakan drum bekas berdiameter sekitar 60 sentimeter itu, biasa dijualnya seharga 1,3 juta rupiah hingga 1,4 juta rupiah. Untuk beduk berbahan kayu mahoni dijual seharga 8 juta rupiah," ujarnya.
Pembuatan beduk ia lakukan menjelang bulan Ramadan. Sebab pada bulan biasa, permintaan berkurang bahkan tidak ada. "Pesanan beduk datang dari berbagai masjid yang ada di Kabupaten Bandung," kata Heri. (bbn/bbn)