.webp)
Dedi dan Engkon merupakan satu dari 14 pasangan penyandang disabilitas peserta nikah massal yang digelar oleh Mimbar Hiburan Amal Bagi Dhuafa (MHABD) ke-28, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (17/5/2017).
Dedi dan Engkon adalah penyandang tunanetra. Keduanya berprofesi sebagai tukang pijat. Dedi membuka praktik di Jalan Gagak, sementara Engkon di kawasan Cicaheum, Kota Bandung. Keduanya terlihat sangat menikmati momen bahagianya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Foto: Mochamad Solehudin |
Dedi mengaku kenal Engkoniah sejak dua minggu lalu. Keduanya diperkenalkan oleh temannya. Dari perkenalan tersebut mereka merasa cocok dan memutuskan untuk meresmikan hubungannya. "Kenalan terus hubungan lewat telepon dan SMS. Terus kami daftar nikah massal," ujarnya.
Senada dengan Dedi, Engkon juga mengaku begitu bahagia. Meski baru dua minggu kenal, Engkon yakin Dedi adalah jodoh yang telah diberikan tuhan untuknya. "Senang alhamdulillah," kata Engkon yang terlihat malu-malu.
Sementara itu, koordinator pernikahan MHABD ke-28, Soraya menyatakan, ada 14 pasangan disabilitas yang ikut serta dalam nikah massal ini. Ke -14 pasangan ini dipilih karena memenuhi persyaratan secara administrasi dan syarat lainnya. Pihak panitia menyiapkan mas kawin sebesar satu gram untuk setiap pasangan.
"Mereka merupakan pasangan dari tuna netra dan penyandang disabilitas. Ini istimewa karena saksi mereka Pak Wakil Gubernur," ucapnya.
Di lokasi yang sama Wakil Gubernur Deddy Mizwar mendoakan supaya 14 pasangan peserta nikah massal ini bisa menjadi keluarga bahagia. "Ini sudah ke 28 kali kan ya. Uniknya ini kaum difabel. Sekarang ini pemberdayaan. Bukan hanya belas kasihan. Tapi hak mereka sebagai warga negara juga terpenuhi," tandasnya.
 Foto: Mochamad Solehudin |
