Pada 6 Mei 2017 lalu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersama 25 delegasi Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI) datang ke markas UNESCO. Rombongan pesilat ini menampilkan jurus pencak silat di hadapan sekitar 1.000 orang dari 180 perwakilan negara di markas UNESCO.
Mereka terdiri dari 12 orang pesilat dan lima orang nayaga (ahli gamelan). Selebihnya merupakan tim pendukung termasuk perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekuatan kita ada dalam melestarikan budaya, tapi biasanya kelemahannya saat melobi. Jadi saya posisinya di situ, bukan sebagai wali kota Bandung, melainkan sebagai warga Indonesia yang diminta melobi," ujar emil menambahkan.
Baca juga: Cerita Bangga Pesilat Indonesia Tampil di Markas UNESCO
Menurut dia, proses pengajuan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia ini tidak mudah dan butuh waktu panjang.
"Dari Bandung membuka teorinya, sejarahnya, lobinya nanti Pak Dubes. Karena agar disahkan ini harus ada dukungan dari negara lain juga. Kalau lancar, sekitar akhir 2018 diumumkannya," kata Emil. (avi/bbn)











































