Warga Padalarang Kabupaten Bandung Barat itu sejak subuh sudah berada di kampus ITB Jalan Ganesha, Kota Bandung, Jabar, Selasa (16/5/2017). Selama perjalanan, Adam menghabiskan waktu dengan membaca.
Waktu ujian dimulai. Adam yang duduk di atas kursi roda masuk ke sebuah ruangan di Labtek 7 gedung ITB. Soal demi soal, ia kerjakan hingga tuntas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adam tak minder meskipun 'berbeda' dengan peserta lainnya. Tekadnya sudah bulat untuk mengikuti ujian demi mengecap pendidikan yang lebih tinggi.
Keinginannya untuk bisa diterima menjadi salah satu mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) program studi astronomi menambah semangat Adam mengikuti ujian.
"Cita-cita saya ingin menjadi astronot. Memang suka sama yang berbau langit. Saya juga terbayang ingin menjadi bagian sejarah dengan kondisi seperti ini bisa ke luar angkasa," ujar Adam.
Adam menuturkan, sakit yang ia derita sudah dialaminya sejak usia 2 tahun. Saat itu ia terjatuh hingga dokter memvonis Adam mengalami penyakit osteogenesis imperfecta atau kelainan tulang.
"Jadi kalau berdiri itu engak bisa menahan beban. Akhirnya sejak SMP saya pakai kursi roda," katanya.
Meski berkebutuhan khusus, toh Adam tidak menyerah. Dia masih bersemangat belajar untuk mewujudkan cita-citanya.
"Saya sebenarnya ingin seperti orang lain. Tetapi ya kondisinya sudah seperti ini. Makanya saya berpesan buat yang normal, jangan sia-siakan, jangan malas-malasan. Kalau ada kesempatan buat belajar, gunakan sebaik mungkin," katanya.
Sekretaris Eksekutif I Panitia Lokal (Panlok) Bandung SBMPTN 2017, Asep Gana mengatakan, dalam SBMPTN tahun ini ada 16 peserta berkebutuhan khusus. Selama ujian, para peserta berkebutuhan khusus ditempatkan di satu ruangan yang sama.
"Mereka mendapat perhatian khusus saat ujian dari panitia," katanya. (ern/ern)