Kondisi fisik anak pertama dari dua bersaudara itu secara umum sehat. Hanya saja berdasarkan analisis sementara dokter, Yusuf mengalami gangguan mental sehingga membuatnya lebih agresif.
"Jadi Yusuf bukan gangguan jiwa, tapi mental. Makanya Yusuf sering ngamuk dan lebih agresif," kata Irfan Herdiansyah usai memeriksa kondisi Yusuf di rumah orang tua Yusuf, blok Pareman, RT01 RW04, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Muspika Tengok Remaja Bandung yang Dikurung 7 Tahun di Kamar
Lebih lanjut Irfan mengatakan, perlu dilakukan observasi lebih jauh oleh dokter spesialis saraf untuk mengetahui problem di otak Yusuf. "Jadi perlu ada tes IQ (Intelligence Quotient) untuk mengetahui seberapa berat penyakit Yusuf," ujar dia.
Selain melakukan sejumlah tes, kata dia, untuk pengobatan Yusuf juga harus dilakukan psikoterapi yang maksimal. Sebab, dengan cara itu akan secara bertahap memulihkan mental Yusuf yang mengalami gangguan sejak kecil.
Menurut Irfan, kemungkinan Yusuf untuk sembuh total sulit. Namun, setidaknya dengan pengobatan yang dijalaninya nanti bisa mengurangi keagresifan Yusuf. Sehingga, diharapkan tidak perlu lagi dikurung di dalam sebuah kamar.
"Sembuh total tidak, tapi untuk mengurangi agresif dan tidak mengganggu orang lain bisa," ucap Irfan.
Aat, ayah Yusuf, berharap anak sulungnya itu bisa sembuh dan beraktivitas seperti remaja lainnya. Ia berkeinginan agar Yusuf dapat menjalani pengobatan secara maksimal.
Namun, dengan pengalaman buruk yang pernah menimpa anaknya ketika dirawat di salah satu rumah sakit jiwa, beberapa tahun lalu, membuat keluarganya enggan merawatnya di rumah sakit. Mereka lebih memilih menjalani berobat jalan.
"Kalau memang bisa lebih baik berobat jalan. Soalnya lebih terpantau oleh kami juga. Takut kejadian kayak yang dulu. Kalau cuma pemeriksaan saja enggak masalah, tapi kalau dirawat lebih baik di rumah," tutur Aat. (bbn/bbn)