Bayi itu mengalami luka lebam dan lecet pada dahi, dagu, paha, dan hidung sempat mengeluarkan darah sehingga harus menjalani pengobatan. Terjadinya kekerasan tersebut bermula dari konflik meja makan pasangan suami istri (pasutri) Taruna dan Yeni Maryani (20). Taruna naik pitam lantaran sang istri telat menyajikan makan, lalu dia murka sambil melempar anaknya ke lantai yang diarahkan ke tungku. Peristiwa tersebut berlangsung pada Minggu (23/4) kemarin.
Baca juga: Ayah Lempar Anak ke Arah Tungku, Polisi: Kondisi Bayi Luka Lebam
Dian menyebut, tindakan kekerasan ayah kepada anak tidak seharusnya terjadi. KPAI mengecam perbuatan Taruna.
"Miris ayah kandung bisa dengan tega melakukan itu hanya karena dorongan lapar. Orang tua, seharusnya dapat memberikan rasa sayang dan nyaman kepada anak-anaknya. Termasuk tanggung jawabnya sebagai seorang ayah, bukan sebaliknya malah menganiaya anak," tutur Dian.
Baca juga: Istri Telat Sajikan Makan, Taruna Lempar Bayinya ke Arah Tungku
KPAI berencana memberikan pendampingan mental terhadap keluarga bayi. Selain itu, sambung Dian, KPAI akan menghadirkan psikolog untuk memulihkan trauma keluarga korban.
"Banyaknya kejadian, baik itu pelecehan maupun kekerasan terhadap anak, harus menjadi bahan masukan dan peran aktif semua pemangku kebijakan. Jangan sampai persoalan seperti ini terulang kembali," ucap Dian. (bbn/bbn)