Kepala BBPOM Bandung Abdul Rahim menyebutkan peningkatan pengawasan ini perlu dilakukan karena permintaan pangan jelang bulan Ramadan selalu meningkat. Kondisi tersebut rawan dimanfaatkan sejumlah pihak untuk meraup keuntungan.
"Menjelang puasa nanti, kita tentu mengintensifkan pengawasan. Karena biasanya jelang bulan puasa konsumsi pangan meningkat, jadi perlu diawasi. Ada celah pelanggaran biasanya," kata Abdul saat dihubungi detikcom via telepon, Selasa (18/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pelanggaran yang biasanya ditemukan tidak hanya makanan kedaluwarsa, tetapi pelanggaran izin edar banyak dijual bebas. Sehingga, BBPOM akan melakukan pengecekan di lapangan untuk memastikannya.
"Ada kemungkinan ya permainan. Konsumsi lagi meningkat, lagi marema (laris) memasukkan barang-barang seperti itu. Kalau ditemukan akan kita tarik semua," tuturnya.
Lebih lanjut Abdul menjelaskan, pelanggaran lainnya yang sering ditemukan di lapangan yaitu olahan pangan mengandung bahan berbahaya. Salah satunya penggunaan pengawet dan pewarna makanan.
"Contohnya kolang kaling memakai rhodamin B (pewarna tekstil), kemudian ada beberapa kerupuk yang menggunakan seperti itu, kita temukan sambal merahnya rhodamin B. Lalu mi basah menggunakan formalin sebagai pengawet," ucap Abdul.
Dengan begitu, kata dia, BBPOM mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada terhadap peredaran pangan menjelang Ramadan. Alangkah baiknya, lanjut dia, masyarakat lebih teliti sebelum membeli produk pangan yang beredar di pasaran.
"Tentu juga kami tidak bisa mengawasi semuanya sendiri. Perlu ada keterlibatan masyarakat yang aktif mengecek pangan yang mereka beli," ujar Abdul. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini