Hidup Terbatas, 2 Keluarga ini Jadikan Kalajengking sebagai Lauk

Hidup Terbatas, 2 Keluarga ini Jadikan Kalajengking sebagai Lauk

Wisma Putra - detikNews
Jumat, 24 Mar 2017 10:39 WIB
Foto: Wisma Putra/detikcom
Sumedang -

Hidup serba keterbatasan tidak menjadi masalah. Hari ini makan besok puasa sudah biasa. Jika tidak ada lauk pauk pelengkap nasi, serangga kenis tarantula dan kalajengking terpaksa mereka santap untuk bertahan hidup.

Kebiasaan tersebut kerap dirasakan dua keluarga (KK) miskin Maman Hidayat (41) dan Yayan Septian (36), warga Kampung Cibembem RT 1 RW 12, Desa Cimanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.

Bukan hanya Maman dan Yayan, isteri dan anak-anaknya pun sama ikut menyantap serangga jika tidak mempunyai uang untuk membeli lauk pauk. Mereka mengaku lebih memilih begitu daripada meminta-minta dan berharap kasihan dari orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lamun teu gaduh acis nya saaya-aya we, kadang kalajengking jeung tarangtula dijadikeun rencang sangu. Alim abdimah nyusahkeun batur. (Kalau tidak punya uang seadanya saja, kalajengking dan tarantula dijadikan lauk pelengkap nasi. Saya tidak mau kalau harus menyusahkan orang," kata Maman kepada detikcom, Jumat (24/3/2017).

Mereka mengaku kebiasaan menyantap serangga sudah dilakukannya selama hampir 8 bulan semenjak memiliki profesi sebagai pencari kalajengking dan tarantula.

"Apal ti bapa abdi ge kalajengking sareng lancah bisa dituang. Enak da rasana sapertos daging hayam. (tahu dari ayah kalau kalajengking fan yarantula bisa di makan. Enak ko rasanya seperti daging ayam," tambah Maman.

Meski terbiasa makan dua jenis serangga tersebut, diakui oleh Yayan, sampai saat ini keluarganya tidak pernah mendapatkan efek samping apapun. Kalajengking dan tarantula kerap menjadi mainan anak-anak Maman, bahkan tak jarang ada yang tergigit hingga sakit demam sela tiga hari.

Yayan menjelaskan, keluarganya semakin sehat dan tubuhnya semakin kuat setelah mengonsumsi kalajengking dan tarantula.

"Alhamduliliah teu aya efek nanaon, malihanmah isteri ge nuju hamil sehat-sehat wae. (Alhamdullilah tidak ada efek apapun, malahan sang isteri juga sedang hamil sehat-sehat saja," ungkapnya.

Yayan menambahkan bukannya tidak mau makan empat sehat lima empat, karena keterbatasan ekonomi dirinya pasrah menjalani kehidupan dengan penuh kesabaran.

Bukan hanya mencari kalajengking dan tarantula saja yang dikerjakan Maman dan Yayan, jika ada panggilan bekerja sebagai buruh bangunan oleh tetanggannya, profesi tersebut ditunda sementara.

"Sabar sareng ihktiar we, lamun aya gaweanna buburuh bangunan, lamun teu aya nya neang dei kalajengking jeung tarantula da profesi ieumah turunan di bapak (sabar dan ihktiar, jika ada pekerjaan sebagai buruh bangunan di kerjakan, jika tidak kembali ke profesi sebagai pencari kalajengking dan tatantula, soalmya profesi ini turun menurun dari bapak)," pungkasnya.

2 Keluarga di Sumedang Terpaksa Jadikan Kalajengking sebagai LaukFoto: Wisma Putra/detikcom

Beredar kabar, keluarga Maman dan Yayan sudah diberi bantuan sembako oleh pemerintahan dan kepolisian setempat.

Perjalanan ke rumah Yayan dan Maman dapat ditempuh selama 1 jam dari Pusat Kota Bandung dengan menggunakan akses Jalam Bypass Cileunyi-Garut belok kiri di pertigaan Parakan Muncang arah Tanjung Sari Sumedang 300 meter daei sana belok kanan arah Curug Cinulang dan belik kembali ke arah kiri setelah menemukan pertigaan menuju Kampung Cibembem, karena sudah familiar, hanya menyebutkan tukang minyak lancah maung warga pun akan menunjukkan letak rumah Maman dan Yayan.
Halaman 2 dari 2
(trw/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads