Jamal (50) dan Mandra (35) nyaris tewas babak belur dihajar massa yang berada di pasar kaget di Desa Cicadas, Kecamatan Babakan Cikao, Rabu (22/3/2017) malam. Beruntung polisi dan aparat desa menyelamatkan keduanya dari amukan massa.
"Itu salah pengertian masyarakat mungkin merasa ketakutan dengan isu penculikan yang berkembang saat ini. Tapi mereka bukan penculik, cuma pemulung," kata Kasatreskrim Polres Purwakarta AKP Agta Bhuwana di kantornya, Kamis (23/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entah ada angin apa, tiba-tiba dari kerumunan warga terdengar teriakan penculik anak kepada kedua pria tersebut. Sontak saja warga yang ada di lokasi bereaksi hingga menghajar kedua pemulung itu.
"Pas dipisahkan oleh linmas, tiba-tiba ada yang teriakin mereka penculik. Jadi warga marah dan menghakimi mereka," jelas dia.
Petugas linmas dan polisi yang baru datang di lokasi langsung bertindak menyelamatkan keduanya ke kantor desa. Namun, massa yang masih kesal dengan kedua pria yang dituduh penculik anak itu mengepung kantor desa.
"Akhirnya polisi bersenjata lengkap membawa keduanya menggunakan mobil ke Polres Purwakarta untuk menghindari amukan massa," ucap Agta.
Kepala Desa Cicadas Sulaiman Purba mengatakan tuduhan warga terhadap keduanya sebagai penculik anak lantaran membawa karung dan tali rapia. Penampilan itu menyerupai sosok penculik anak yang menjadi perbincangan masyarakat saat ini.
"Sehubungan rumor penculikan anak yang ramai saat ini, mereka mengira orang yang bawa karung dan tali itu sebagai penculik anak. Padahal kan mereka cuma pemulung. Cuma karena ada yang bawa golok juga, jadi memancing emosi warga," kata dia.
Dari tangan keduanya, polisi mengamankan karung berisi tali rapia, telepon genggam dan sebilah golok. Saat ini keduanya berada di Mapolres Purwakarta untuk dimintai keterangan lebih lanjut. (ern/ern)