Survei dilakukan terhadap 400 orang warga kota Bandung yang memiliki hak pilih. Diambil secara acak dari seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kota Bandung.
Nama-nama tersebut yakni Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Waki Wali Kota Bandun Oded M. Danial, Sekda Kota Bandung Yossi Irianto, politisi Demokrat Erwan Setiawan, Teddy Rusmawan (PKS), Haru Suandaru (PKS), Tate Qomarudin (PKS), Ricky Subagja (Demokrat), Gatot Tjahyono (PDIP), Deden Rumaji, Ledia Hanifah Amaliah, Achmad Nugraha, Edwin Sandjaya, mantan Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda, Akademisi Arfiana Rafnialdi, Ketua Karang Taruna Kota Bandung Fiki Satari, dan presenter Farhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Wali Kota Ridwan Kamil paling banyak disebut masyarakat. Penelitiannya belum secara mendalam. Memang tidak mengambil keseluruhan masyarakat, tapi secara teori statistik hasilnya mendekati," kata Sardin dalam jumpa pers di LPPM UPI Jalan Setiabudhi Kota Bandung, Jumat (17/3/2017).
Berdasarkan hasil survei, tiga kriteria utama pemimpin kota Bandung itu yakni memiliki pengalaman menjadi pejabat formal di pemerintahan 38,8 persen, memiliki kedekatan dengan rakyat kecil 27,36 persen dan menunjukkan sikap keagamaan yang baik termasuk di dalamnya soleh secara sosial (agamanya rajin, secara sosial juga arif dan merangkul semua kalangan) 16,67 persen.
Kemampuan pemimpin 80,84 persen, rencana program 8,2 persen dan pemahaman agama yang baik (meskipun tidak berarti menunjuk pada agama tertentu) 6,96 persen menjadi pertimbangan utama perlu diperhatikan dalam pemilihan pemimpin Kota Bandung.
Sementara prioritas masalah yang penting diselesaikan pemimpin Kota Bandung pada periode mendatang, di antaranya peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan 27,36 persen, pemantapan kualitas infrastruktur perkotaan dan pengelolaan lingkungan hidup 20,39 persen dan penanggulangan kemiskinan, penanggulangan PMS, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, serta pengendalian penduduk 17,41 persen.
Dari 400 warga yang disurvei, kecenderungan untuk memilih sangat besar 87 persen, sedangkan tidak memilih 6 persen (58 persen di antaranya beralasan tidak ada calon yang memiliki sifat yang diinginkan, sisanya 42 persen tidak ada calon yang sesuai kriteria), 7 persen lainnya masih bingung antara memilih atau tidak.
"Harapan kami hasil survey ini bukan untuk jualan orang. Tapi menjadi alat ukur bagi bakal calon untuk menggali apa sebenarnya yang menjadi harapan warga kota Bandung," tandasnya. (avi/ern)