Disnaker Karawang: Program Magang Melatih Kompetensi Calon Tenaga Kerja

Disnaker Karawang: Program Magang Melatih Kompetensi Calon Tenaga Kerja

Mukhlis Dinillah - detikNews
Kamis, 02 Mar 2017 17:58 WIB
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Karawang - Pemerintah Kabupaten Karawang segera menggulirkan program pemagangan bagi sekitar 5.000 calon tenaga kerja. Mereka nantinya akan mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari 300 perusahaan di Karawang. Program ini diprotes serikat buruh.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karawang Ahmad Suroto mengatakan program pemagangan merupakan solusi mengatasi minimnya calon tenaga kerja yang berkompeten di Karawang. Sehingga, perlu adanya pembekalan sebelum terjun ke industri.

"Jadi dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi, keterampilan dan kemampuan yang selama ini kesannya pencari kerja di Karawang kurang begitu kompeten," kata Suroto saat dihubungi detikcom, Kamis (2/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suroto menjelaskan dalam program pemagangan ini, para peserta akan mendapat pelatihan selama 6 bulan hingga 1 tahun. Nantinya setelah magang, mereka akan mendapatkan sertifikat dari setiap perusahaan yang mereka tempati.

"Setelah mendapat sertifikat, dilakukan uji kompetensi yang dilakukan oleh BNSP. Untuk melihat kompetensi dia apa nanti, misalnya painting berarti ahli ngecet. Nanti perusahaan itu bisa merekrut mereka sesuai dimana dia magang," jelas dia.

"Tapi mereka (calon tenaga kerja) tidak terbatas bisa kerja di pabrik itu, bisa mandiri wirausaha dan yang lainnya," menambahkan.

Dia menegaskan tujuan program pemagangan bukan untuk efisiensi pengeluaran perusahaan. Pasalnya, program pemagangan tahun ini berbeda dengan yang sebelumnya. Artinya beban pekerjaan yang diberikan lebih ringan.

Ia melanjutkan, berdasarkan Peraturan Kementerian Ketenagakerjaan no 36 tahun 2016, peserta magang tidak diperbolehkan lembur. Sehingga, beban pekerjaan yang dilakukan mereka berbeda dengan pekerja pada umumnya.

"(magang ikut lembur) Itu mungkin pemagangan yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Imej selama ini dianggap menjadikan alat untuk memeras saja itu tidak ada di tahun ini," ungkap dia.

Suroto menuturkan dalam program pemagangan ini terdiri dari 30 persen teori dan 70 persen praktik. Di antaranya melatih soft skill, pengenalan medan pekerjaan, membentuk karakter serta fisik, mental dan kedisiplinan.

Lebih lanjut dia mengatakan untuk menggembleng mental, fisik dan kedisiplinan calon tenaga kerja ini, pihaknya akan menggandeng TNI dan Polri. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter pekerja yang bekerja keras.

"Mental disiplin ini untuk menanamkan karakter mental bahwa yang namanya bekerja itu tidak boleh lagi dalam bekerja asal-asalan. Untuk melatihnya itu melibatkan unsur Polri dan TNI karena mereka punya kualifikasi di situ," kata dia.

"Tidak seperti kurikulum militer, ini sederhana saja. Karena hanya semi militer saja. Pelatihnya bisa saja dari siapa saja yang punya kualifikasi itu, selain TNI dan Polri," pungkas Suroto.

Sebelumnya Federasi Serikat Buruh Kerakyatan (Serbuk) Indonesia menolak program tersebut. Sekjen Serbuk Indonesia Subono menyatakan program itu merugikan buruh.

"Disinyalir kan yang di magang ini misalkan hanya kerja cuma 6 bulan, karena hubungan kerja yang fleksibel tadi. Tapi pola kerja mereka selayaknya buruh. Sementara upah mereka 40 persen lebih rendah," ungkap Subono.

"Sehingga kalau alasannya untuk mengurangi pengangguran itu tidak tepat. Justru pada dasarnya mengurangi budget biar upahnya murah," tambahnya.

(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads