Desember 2016 lalu Dispangtan membeli day old quail (DOQ) atau bibit puyuh sebanyak 3.000 ekor. Rupanya selama dua bulan perkembangannya cukup pesat.
"Ternyata dua bulan setengah berkembang cukup pesat. Yang sudah menetaskan 600 ekor dari 3.000 ekor," ujar Kadispangtan Elly Siti Wasliah kepada wartawan di lokasi, Kamis (16/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita sudah punya puyuh sendiri hasil dari pembibitan. Tapi tahun ini akan dianggarkan lagi untuk beli bibit 3.000 ekor lagi," terang Elly.
Menurut Elly, peternakan Burung Puyuh cocok untuk dikembangkan di perkotaan seperti di Kota Bandung. Apalagi kebutuhan akan telur puyuh cukup digemari oleh masyarakat Kota Bandung.
"Cocok dikembangkan di perkotaan, secara aspek lingkungan tidak menganggu. Ruangannya juga tidak perlu luas. Prospek untuk dikembangkan," jelasnya.
Modal untuk mengawali peternakan Burung Puyuh ini sekitar Rp 16 juta. Dengan nominal tersebut, sudah bisa mendapatkan kandang, peralatan, bibit dan pakan.
"Modalnya juga cukup murah, Rp 16 juta. Tapi memang untuk pakannya agak mahal, untuk seribu ekor itu makanannya 30 kilogram, satu kilonya Rp 6.000," terangnya.
Elly menyarankan bagi masyarakat yang akan berbisnis, bisa mencoba peternakan Burung Puyuh. "Kita biasanya disuplai dari Jawa Tengah, kalau dengan beternak ini mudah-mudahan kita tidak ketergantungan nantinya," tandas Elly.
(avi/ern)