Survei yang dilakukan pada 19-25 Desember 2016 ini memakai metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan mengambil 1.200 responden di 27 kabupaten/kota. Sampel survei ini terdistribusi secara proporsional berdasarkan jumlah populasi dan jumlah pemilih dengan memperhatikan karakter desa/kota. Penarikan sampel dilakukan secara acak menggunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Ridwan Kamil mendapat poin tertinggi pada kategori Calon Gubernur Paling Disukai, senilai 35,8 persen, disusul oleh Deddy Mizwar 31,0 persen dan Dede Yusuf 13,9%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dua indikator tersebut, survei tersebut juga mengukur tingkat keterpilihan (elektabilitas) dan tingkat popularitas. Nama Ridwan Kamil masih muncul di jajaran tiga teratas.
Pria yang karib disapa Emil itu menjadi nomor satu dengan perolehan 37,50 persen, sementara Deddy Mizwar mendapat 29,17 persen dan Dede Yusuf 15,25 persen, Dedi Mulyadi 4,42 persen Desy Ratnasari 2,67 persen, Bima Arya 1,67 persen, Uu Ruzhanul Ulum 1,50 persen, TB Hasanuddin 0,67 persen, Puti Guntur Soekarno 0,58 persen dan Saan Mostopa 0,58 persen.
Menurut Direktur Eksekutif Indo Riset, Indria Samego, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat akan mewarnai situasi dan kondisi politik lokal Tatar Priangan tahun depan. Menurutnya, survei ini menunjukkan bahwa Jawa Barat memiliki sejumlah tokoh yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan selanjutnya.
"Dengan dimunculkannya nama-nama tersebut lebih dini, diharapkan bisa memberi waktu panjang bagi siapapun, terutama partai politik, untuk memilah dan memilih jagonya masing-masing. Bagi para pemilih, cukup lamanya waktu pengenalan para bakal Calon Gubernur Jabar tersebut, akan memberi dampak positif bagi pemilih untuk melihat kinerja dan pencapaian calon kepala daerah," kata Indria Samego, dalam rilis yang diterima detikcom Kamis (2/2/2017).
Mengomentari hal itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil masih enggan serius menanggapi hasil survei. Menurutnya saat ini pihaknya terus fokus bekerja untuk memperbaiki Kota Bandung.
"Untuk maju di Pilgub Jabar masih fifty-fifty. Nanti saja kalau sudah waktunya," kata Emil kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kamis (2/2/2017).
Emil mengungkapkan masih banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang sebelum memutuskan apakah akan maju ke Pilgub Jabar atau tidak.
"Karena masih berpikir Kota Bandung ini pembangunannya sudah kokoh atau belum. Saya juga prihatin kasus kemarin (OTT di Dinas Penanaman Modal). Apakah sistem yang saya buat sudah 100 persen benar atau belum, kenapa belum berjalan optimal," tandasnya.
(avi/ern)