Menurut informasi, amblesnya jalur alternatif lintas kabupaten antara Cianjur dan Bogor itu diakibatkan meluapnya air sungai yang tidak tertampung gorong-gorong di bawah jalan.
Pengamatan detikcom Kamis (10/11) siang tadi, jalan ambrol yang berada di jalur Puncak II di Kampung Sindanglaka itu membuat warga kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya. Daerah yang terkenal sebagai salah satu pemasok produk sayuran di sejumlah pasar tradisional itu terpaksa menghentikan aktivitas perniagaan yang biasa dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahrir menyebut kecilnya gorong-gorong yang berada di bawah jalan tak sanggup menampung air sungai yang sempat meluap. "Wilayah ini diguyur hujan enam jam sejak sore kemarin. Akibatnya air menggerus dan membuat jalan diatasnya amblas," kata lanjutnya.
"Tidak ada jalan alternatif lain untuk kendaraan roda dua maupun empat. Hanya bisa pakai jalan kaki turun ke bawah, benar-benar terisolir Udah jalan harus beberapa kali ganti kendaraan di sini," sambung dia.
Sementara itu Kepala Desa Batulawang Nanang Rohendi menyebutkan, enam kampung yang terisolir tersebut di antaranya Kp. Sindangsari, Kp. Pajagan, Kp. Panagah, Kp. Cipancuh, Kp. Arca, dan Kp. Cidaun, dengan jumlah 2 ribu kepala keluarga. Pihaknya untuk sementara akan membuat jembatan darurat.
"Untuk sementara kita akan pasang jembatan darurat dari batang kayu. Mudah-mudahan bisa cepat dikerjakan, paling tidak agar bisa dilalui sepeda motor aja dulu," katanya.
Nanang berharap, pemerintah daerah bisa secepatnya membangun jembatan baru mengingat jalan tersebut merupakan jalan kabupaten dan jalur alternatif lintas kabupaten, antara Cianjur dan Bogor.
"Ini termasuk jalur hidup, banyak yang lewat sini. Mudah-mudahan segera direspon Pemkab Cianjur," tandas dia. (ern/ern)











































