Ketua Bank Mata Jabar Netty Prasetyani Heryawan mengatakan penyandang tunanetra di Jabar sebagian besar disebabkan oleh katarak atau gangguan penglihatan karena paparan sinar ultraviolet berlebihan yang berlangsung secara terus menerus.
"Ada enampuluh persen disebabkan oleh katarak, sementara sisanya disebabkan oleh glaukoma, refraksi dan faktor genetis," ujarnya usai menghadiri acara pemberian 1.000 Al-Quran digital index braille, di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Senin (7/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa upaya tengah dilakukan bank mata guna menanggulangi masalah tunanetra itu. Di antaranya dengan melakukan operasi katarak gratis dan berbagai penyuluhan langsung sebagai upaya pencegahan terjadinya kelainan pada mata.
"Untuk pencegahan kita assement warga yang sudah mulai mengalami gangguan glaukoma kerusakan retina, dan refraksi. Salah satunya membagikan kaca mata gratis, tetapi kendalanya masalah anggaran," tutur Netty.
Yayasan Baitul Alkhairiyah yang konsen membantu para penyandang tunanetra siap membantu kendala yang tengah dihadapi pemerintah Provinsi Jawa Barat guna menanggulangi masalah keterbatasan penglihatan itu. Yayasan ini berencana memberikan bantuan berupa kacamata khusus bagi para penyandang tunanetra.
"Intinya kami siap membantu para penyandang tunanetra. Setelah pembagian Alquran digital inedx braille ke depannya, kami pun berencana memberikan bantuan seperti kacamata untuk tunanetra bekerja sama dengan beberapa donor dari luar negeri," ujar Ketua Yayasan Baitul Alkhairiyah Nadia Bawazir.
![]() |
"Kami kasih satu paket buku panduan dan pena braille itu. Karena tidak bisa hanya satu alat saja, butuh dua-duanya," kata Pembina Yayasan Baitul Al Khairiyah Nina Bawazir.
Dia menjelaskan kegunaan pena braille itu mendeteksi indeks surat Alquran yang tertera pada buku panduan. Nantinya, sambung dia, pena braille itu akan mengkonversinya melalui suara sesuai dengan surat yang ditunjuk oleh pena braile. "Jadi mereka tinggal mengarahkan surat yang ingin dibaca atau didengar. Pena braille itu juga bisa mendeteksi terjemahan dalam bahasa Indonesia. Buku panduan itu berjumlah sepuluh halaman," tuturnya.
"Mereka juga bisa memilih beberapa nama-nama syiekh (Qari) sesuai keinginan masing-masing," ucap Nina menambahkan.
![]() |
Ia mengatakan sejauh ini pihaknya baru membagikan kepada 1.300 penyandang tunanetra di Jabar. Kedepannya, sambung dia, ia berharap akan terus bertambah berkat kerjasama dengan lembaga sosial dan Dubes dari Kuwait. "Mereka berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan kami. Sejauh ini sudah ada 18 kabupaten/kota yang terdata oleh kami untuk menerima bantuan," ujar Nadia. (bbn/bbn)