HUT Bandung ke-206, Ridwan Kamil Akui Kemacetan Masalah Nomor Satu

HUT Bandung ke-206, Ridwan Kamil Akui Kemacetan Masalah Nomor Satu

Avitia Nurmatari - detikNews
Senin, 26 Sep 2016 14:36 WIB
Foto: Mukhlis Dinillah/detikcom
Bandung - Pada 25 September, Kota Bandung merayakan hari jadi yang ke-206. Di usianya yang sudah dua abad ini, Ridwan Kamil sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Kota Bandung mengakui masih ada banyak masalah, khususnya kemacetan.

"Di 206 tahun ini kan kita melaporkan apa saja kekurangan, kemajuan. Pasti ada ukuran hasil audit, survey, dan penghargaan," ujar pria yang karib disapa Emil itu usai Rapat Paripurna Istimewa DPRD dalam Rangka Hari Jadi ke-206 Kota Bandung di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Seni (26/9/2016).

Emil mengungkapkan, pada pertengahan September kemarin pihaknya melakukan survei. Hasil survei tersebut mengapresiasi kinerja DPRD dan Pemkot Bandung sebagai penyelenggara pemerintahan sebesar 88,8 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 88,8 persen yang menyatakan sesuai ekspektasi. Yang masih menganggap kurang ada 11, 2 persen," ucap Emil.

Lebih lanjut Emil mengatakan, dari 100 persen apresiasi kerja itu pihaknya melakukan survei problem apa saja yang masih harus diselesaikan, mayoritas jawabannya yakni kemacetan.

"Di survei lagi kira-kira dari 100 persen itu problem mana saja yang perlu ditingkatkan. Ternyata nomor satu masih di kemacetan," ungkapnya.

Dalam sisa dua tahun kepemimpinannya, Emil mengaku akan lebih fokus untuk mengurangi kemacetan.

"LRT kan sudah diumumkan pemenang lelangnya, tinggal jreng-nya saja. Kita kerja keras," kata pria berkacamata itu.

Aspirasi warga lainnya yakni soal lapangan pekerjaan. Emil mengatakan penganguran di mata warga masih perlu dikurangi dengan mengkreasikan banyaknya lapangan kerja. Pihaknya akan mengebut menghadirkan perusahaan-perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja.

"Alhamdulillah dari sisi teknologi saya laporkan Rp 1 triliun investasi aero space, kemudian Rp 2 triliun data center sedang mencari lahan. Kemudian 30 ribu bisnis baru lahir gara-gara enggak perlu izin untuk UKM. Itu kan bagian dari peningkatan untuk penyerapan pengurangan penganguran," paparnya. (avi/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads