Hal itu disampaikan Panglima Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) Ian Restu Langit saat berunjuk rasa di depan Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (19/8/2016). Ancaman itu akan direalisasikan pada Kamis (24/8) mendatang.
"Kalau tidak ada kejelasan setelah kami unjuk rasa nanti hari Senin di Jakarta, kita akan pindah massal ke aplikasi lain asli Bandung," kata Ian di lokasi demo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin Pa wali (Ridwan Kamil) betul-betul menampung dan mengakomodir tuntutan kami. Lalu menyampaikannya kepada manajemen pusat," ucap Ian.
Ia mengatakan aksi unjuk rasa ini merupakan kedua kalinya setelah managemen PT GO-JEK Indonesia mengeluarkan tarif baru beberapa waktu lalu. Setelah aksi pertama belum ada solusi.
![]() |
"Kalau tetap dengan tarif saat ini, sama saja kami dianggap sapi perah. Lebih baik kami pindah kalau harganya tetap segini," ujar Ian sambil menambahkan jumlah driver Go-Jek di Bandung Raya mencapai 10 ribu orang.
Korwil HDBR Cimahi Miftah mengatakan sudah setuju dengan rencana berhenti massal sebagai upaya terakhir jika tuntutan mereka tidak terealisasi. Pasalnya, jika bertahan dengan kondisi ini sangat tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Kalau dengan tarif saat ini sagat tidak menguntungkan, lebih baik keluar sekalian. Tapi kami juga tidak mau gegabah, masih berusaha memperjuangkan nasib kami di Go-Jek," tutur Miftah.
Massa sopir Go-Jek berdemonstrasi sejak pukul 14.00 WIB. Mereka bubar secara tertib pada pukul 15.30 WIB. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini