Seperti yang diceritakan salah satu pemilik kios kaset pita, Oding Turiat (75). Ia mengaku memiliki pelanggan seorang warga negara asing (WNA) asal Belanda.
Selama beberapa tahun terakhir, kata dia, pria bule itu kerap mendatangi kiosnya untuk mencari kaset bekas. "Jadi enggak cuma orang Indonesia, kaset-kaset saya juga pernah dibeli sama bule," kata Oding saat ditemui di kiosnya, Rabu (27/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, bule justru nyarinya lagu-lagu tradisional seperti Sunda, Jawa. Kadang saya juga kalau punya koleksi baru suka ngasih tau lewat SMS. Soalnya ada yang tinggal di Bandung," ujar Oding
Menurut Oding, beberapa pelanggan WNA itu punya ketertarikan terhadap budaya Indonesia. Sehingga, sambung dia, salah satu cara lebih mengenal budaya Indonesia melalui lagu-lagu tradisional.
"Mungkin mereka lebih paham kalau lewat lagu. Di sana kan juga ada bahasa-bahasa daerahnya," ucapnya.
Kaset bekas ini berisi lagu-lagu era tahun 80-an atau 90-an. Foto: Muhlis Dinillah |
Profesi ini dilakoninya bukan hanya semata-mata untuk mencari materi. Oding juga memang mencintai musik sejak dahulu. "Saya suka musik, kalau jual yang lain belum tentu berhasil. Alhamdulillah cukup untuk hidup. Kalau kaset CD mahal dan kebanyakan bajakan," tutur dia.
Saat ini kios penjual kaset pita bekas di Jalan Cihapit hanya tersisa tiga orang. Padahal pada tahun 90-an ada sekitar puluhan kios memenuhi sepanjang trotoar Jalan Cihapit.
"Walaupun masih bertahan saya juga sudah mulai menyerahkan usaha saya ke salah satu cucu. Saya ingin cucu yang meneruskan nanti," ujar Oding. (bbn/bbn)












































Kaset bekas ini berisi lagu-lagu era tahun 80-an atau 90-an. Foto: Muhlis Dinillah