"Ya sih biasa-biasa aja, sudah puasa 13 hari masih sedikit yang mesen paling langganan biasa aja. Yah penurunan mungkin karena faktor ekonomi yang sekarang sedang susah juga kali yah," ungkap Mumun pemilik Yayasan Suwito, kepada detikcom saat ditemui di wilayah Stasiun Barat, Kota Bandung, Sabtu (18/6/2016).
Memasuki hari ke 13 puasa ini, Mumun menduga faktor ekonomi, turut berpengaruh terhadap banyaknya pemesanan tenaga Infal.
Apalagi para pekerja meminta kenaikan penghasilan dari memeras keringatnya. Setiap Infal mendapatkan bayaran Rp 150 ribu per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya pesanan Infal akan ramai pada H-5 hingga H-3 sebelum lebaran. Pada lebaran tahun lalu saja, Mumun mengakui ada sekitar 25 sampai 30 Infal yang disalurkan untuk membantu pekerjaan rumah tangga.
"Satu minggu sebelum lebaran biasanya ada pemesanan, kalo untuk sekarang, ada satu sampai tiga orang yang sudah bekerja, kadang kadang nanti kalau dekat lebaran baru banyak mesen biasanya," jelas pemilik Yayasan yang sudah berdiri hampir 25 tahun tersebut.
Hingga kini menurut Mumun, sudah ada sekitar 10 Infal dipesan dari pelanggan tetapnya, yang membutuhkan tenaga Infal untuk lebaran nanti.
"Biasanya kalo orang orang kaya kan mau lebaran ada mesen dua ada yang tiga orang untuk satu rumah," terangnya.
Setiap tahunnya Mumun menyediakan 25 sampai 30 orang saja untuk disalurkan terhadap pelanggan tetapnya., dengan rentan usia rata-rata 25 hingga 40 tahun. Biasanya tenaga Infal ini bekerja selama 10 hari.
"Semuanya harus bekerja, kasian kalo yang nggak kebagian kerja. Nggak ada batas waktu, hanya saya mematok mereka minimal 10 hari kerja, kalau hanya dua sampai 3 hari saja kan kasian juga," ungkap ibu dari satu anak laki-laki tersebut.
Ia berharap tahun ini menjadi tahun yang baik dan lebih banyak pemesanan di bandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.
"Yah semoga tahun ini lebih baik, kalo ada yang mau mesen silahkan hubungi saja nomer saya (081320792878) kalo nggak, datang aja langsung ke Yayasan Suwito Jalan Stasiun Barat nomer 18, Kita Bandung," tutupnya. (dra/dra)











































