Ada yang menyebutnya dengan julukan 'Perempatan Samsat 100 juta detik', ada yang menyebut juga 'Perempatan Susah Move On'.
Seperti ditulis seorang pengendara bernama Usep Usman Nasrulloh (33) dalam akun path-nya beberapa waktu lalu.
"Berteduh di bayangan mobil box.. Ga kuat panasnya.. di sini lagi- At Lampu Merah Samsat Yg Merenggut Masa Muda," tulisnya.
![]() |
Selain aneka julukan, ada warga berkelakar di sosial media saat 'terjebak' di lampu merah kawasan tersebut yang durasinya terlama di Kota Bandung. Seperti diungkapkan salah satu netizen ini.
"Apa yang akan anda lakukan di perempatan ini? Ninyuh mie (masak mi), Nga-Liwet (masak nasi liwet), Gapleh," tulis Shandy Ferdian melalui akun path-nya.
Opini serius pun turut meramaikan. Jengah setiap hari merasakan kemacetan kendaraan akibat lamanya durasi lampu merah, seorang karyawan swasta, Happy (29), berharap pemerintah segera membuat jembatan layang di kawasan tersebut.
"Sepertinya soekarno hatta perlu adanya fly over.. Perumahan Bandung Timur semakin bertambah banyak, mohon pemerintah lbh memperhatikan lg dan memberikan solusi untuk daerah bandung timur yang seringkali macet selal, kemacetan dimulai dari depan komp aria graha s.d lampu merah samsat. Ditambah lagi kalau hujan besar daerah gedebage yang selalu banjir berdampak kemacetan semakin parah krn adanya buka tutup jalan, Thank you," tulisnya melalui akun sosial media path.
![]() |
Dishub Kota Bandung mengakui Perempatan Samsat Soekarno Hatta memang berdurasi cukup lama dibandingkan dengan perempatan yang lain. Hal itu disebabkan dimensi perempatan tidak bisa menampung jumlah volume kendaraan. Pihak Polrestaes Bandung menyerahkan urusan tersebut kepada pihak berkompeten atu berwenang yaitu Dishub Kota Bandung. (avi/bbn)