Sebelum tinggal di kontrakan ini, Jaka tinggal di kawasan kumuh dekat Stasiun Bandung. Di situ Jaka yang menderita TBC dirawat orang tuanya. Padahal tempatnya tak layak bagi penderita TBC, lembab dan kotor. Menyatu dengan hasil memulung sang ayah Tugiman.
Kemudian ada komunitas sosial di Bandung yang mencarikan Tugiman kontrakan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Meski memang masih jauh dikatakan layak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamar seluas 2x3 hanya beralaskan semen yang ditutup plastik bermotif seadanya. Di atasnya langsung terpasang kasur yang lembab.
![]() |
Jaka yang memiliki penyakit menular, terpaksa hidup satu kamar dengan kedua orang tuanya. Ayahnya, Tugiman, sempat khawatir tertular, namun Tugiman pasrah, kondisi keuangannya tak mampu mengontrak rumah yang layak.
"Iya sempat khawatir ketularan, tapi mau gimana lagi," ujar Erni, kakak Jaka kepada detikcom.
Nyaris saja Jaka tak tertolong saat kritis seminggu lalu. Kebetulan ada salah satu kader RW setempat bernama Santi yang melihat Jaka sesak dengan tubuh bergetar. Santi kemudian menghubungi komunitas sosial Rumah Bintang yang sudah akrab dengan Jaka.
"Saya nelepon ke teteh di Rumah Bintang, ngasih tau kondisi Jaka. Alhamdulillah bantuan datang, katanya langsung ngontak orang Pemkot. Pak Camat yang datang ke sini bawa Jaka ke rumah sakit," ujar Santi.
Kini keluarga hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Jaka. Tugiman dan istri setiap hari menjaga Jaka di Rimah Sakit. Mereka tak punya pendapatan selain uluran tangan yang ikhlas membantu mereka. Sambil berharap ada kejaiban untuk Jaka.
(avn/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini