Cerita Bocah 13 Tahun Asal Bandung Ikut SBMPTN 2016

Cerita Bocah 13 Tahun Asal Bandung Ikut SBMPTN 2016

Baban Gandapurnama - detikNews
Selasa, 31 Mei 2016 17:19 WIB
Foto: Baban Gandapurnama
Bandung - Musa Izzanardi Wijanarko melangkah keluar dari salah satu ruang kelas ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di lantai dua gedung SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung. Bocah berusia 13 tahun tersebut bersama peserta lainnya tuntas mengikuti SBMPTN 2016.

Sejumlah wartawan mencegat Izzan di luar kelas. Dia tersenyum sewaktu awak media menyapanya. "Ya, saya Izzan," ucap ABG laki-laki berkaca mata itu di SMP YAS, Jalan PHH Mustopa, Kota Bandung, Selasa siang (31/5/2016), sekitar pukul 12.00 WIB.

Izzan tergolong belia dibandingkan peserta lainnya yang mengikuti ujian SBMPTN 2016 di Kota Bandung. "Kalau peserta lain tadi semuanya seumuran kakak saya," kata bocah kelahiran Bandung 24 Oktober 2002 ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku tidak mengalami kesulitan saat melaksanakan ujian Tes Kemampuan Dasar Saintek serta Tes Kemampuan dan Potensi Akademik. "Tadi itu soal waktu saja, soal pertanyaan ujiannya banyak. Ya terisi 70 dari 90 soal. Saya enggak bisa mengerjakan cepat-cepat," ucap Izzan.

Izzan berbekal ijazah Paket C atau setara SMA yang diperolehnya di Kota Bandung pada April 2016 lalu untuk menjadi peserta SBMPTN. Sejak kecil hingga usianya 13 tahun, Izzan menimba ilmu melalui konsep home schooling. Saban hari dia menjalan aktivitas belajar bersama ibunya, Yanti Herawati (45).

"Waktu usia enam tahun, kata psikolog, saya ini enggak cocok sekolah biasa. Kalau mau sekolah, ya sekolah di luar negeri, bisa juga sekolah internasional, atau Home schooling. Lalu saya pilih sekolah di rumah saja," kata Izzan.

Sekian banyak mata pelajaran, Izzan lebih meminati matematika. "Saya enggak tertarik pelajaran lain. Sampai sekarang sukanya matematika," tutur Izzan sambil mengatakan kalau dirinya telah melakukan persiapan SBMPTN 2016 dengan cara membeli buku paket berkaitan materi seleksi PTN.

Meski tidak menempuh pendidikan sekolah formal, bukan berarti Izzan kesulitan menyerap ilmu secara cepat. Berkat motivasi orang tuanya serta kakaknya, Izzan yang kini setara usia SMP ini justru mampu melahap materi pelajaran untuk kalangan SMA.

"Sejak kecil dia (Izzan) belajar khusus matematika. Makanya saat usia delapan tahun, dia sudah bisa mempelajari pelajaran matematika untuk SMA," kata Mursid Wijanarko (45), ayah Izzan.

Menurut Mursid, memilih mengikuti SBMPTN 2016 merupakan pilihan logis. Sebab, sambung dia, setelah lulus Paket B dan Paket C, tidak mungkin Izzan melanjutkan SMP atau SMA. "Tentu pilihannya melanjutkan ke level perguruan tinggi. Hal ini menjadi pilihan optimal dengan kondisi sekarang," ujar Mursid.

Yanti Herawati, ibu Izzan, menyebut anak keduanya tersebut belajar secara otodidak untuk materi mata pelajaran SMA. "Dia (Izzan) belajarnya dengan cara membaca buku-buku. Bahkan saya malah kewalahan, jadi saat usianya sembilan tahun, dia banyak menanyakan materi pelajaran yang justru di luar kemampuan saya. Dia tanya materi-materi yang sebenarnya untuk mahasiswa tingkat empat," kata Yanti.

Dia mengungkapkan, ketertarikan Izzan terhadap mata pelajaran matematika saat usianya lima tahun. "Waktu itu Izzan bertanya kepada saya kenapa Newton bisa merumuskan hukum gravitasi, tapi Newton enggak pernah ke luar angkasa. Ya saya jawab semuanya itu karena matematika. Sejak itulah Izzan tertarik pelajaran matematika," kata Yanti.

Kecerdasan Izzan tentu saja membuat orang tuanya bangga. "Izzan ini anak cerdas berbakat istimewa. Dia memiliki keluarbiasaan ganda," ucap Yanti yang juga penulis serta guru informal. (bbn/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads