detikcom mendatangi kawasan Cicaheum tempat di mana angkot tersebut ngetem, Rabu (20/4/2016). Lokasinya sekitar 100 meter dari Terminal Cicaheum, tepatnya di depan salah satu bank perkreditan. Sebagian ada juga yang ngetem di seberang Polsek Cibeunying Kidul.
Terdengar salah satu sopir sedang berbicara melalui telepon dengan temannya soal perdamaian antara sopir angkot dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pilih Damai, Sopir Omprengan yang Laporkan Ridwan Kamil Cabut Laporannya
"Damai geuningan euy (Wah ternyata damai), iyeu di koran damai (ini di koran damai)," ujar salah satu sopir yang mengendarai mobil Suzuki Carry.
Tak berbicara panjang, sopir tersebut kemudian melaju, sambil bertanya kepada detikcom apakah akan naik mobilnya atau tidak.
"Hayu neng, Alun-alun?" ajaknya.
Sejak Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dilaporkan sopir angkot omprengan, Taufik Hidayat, karena dituding telah melakukan penganiayaan saat penertiban, angkot berpelat hitam itu memang masih terus beroperasi. Di terminal gelapnya, masih ada beberapa mobil yang sering ngetem dan diam-diam mengangkut penumpang. Padahal lokasi ngetem berada tak jauh dari terminal dan Polsek Cibeunying Kidul. Namun sepertinya para aparat penegak hukum tutup mata, hingga membiarkan angkot tersebut terus beroperasi.
Tak sedikit memang warga yang menumpang angkot ilegal tersebut. Sekali jalan dari Cicaheum sampai halteAlun-alun, ditarif Rp 5.000.
Kemarin usai perdamaian, Ridwan Kamil menyebut pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu apakah angkot omprengan yang beroperasi di jalur tengah ini akan dilegalkan atau benar-benar dimusnahkan. (avn/trw)