Sebelum pembubaran paksa dilakukan, petugas dari Satpol PP dan polisi mencoba bernegosiasi dengan demonstran, namun tidak ada kesepakatan.
Melalui pengeras suara di mobil patroli, polisi pun memberi peringatan supaya peserta aksi membubarkan diri dan membawa barang dagangannya dengan tertib. Pasukan dari Satpol PP dan polisi pun telah bersiap di area dalam. Sementara di luar gerbang, para pedagang membuat barisan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Tya Eka YL/detikcom |
"Permintaan kami belum dikabulkan, wajar saja kalau kami masih bertahan. Apa seperti ini Bandung kota HAM?" tutur orator mewakili pedagang.
Sesaat setelah itu, petugas merangsek ke arah demonstran. Terjadi aksi saling saling dorong dan diwarnai isak tangis serta jerit pedagang. Apalagi yang berbaris di deretan depan adalah ibu-ibu.
Peserta aksi yang dianggap memprovokasi langsung dibawa oleh polisi langsung masuk ke dalam truk. Sementara Satpol PP menggusur gerobak-gerobak yang sebelumnya terparkir di trotoar.
Foto: Tya Eka YL/detikcom |
Sejumlah pedagang menangis melihat kondisi seperti itu.
"Kalian kok jahat sama orang kecil. Kami ini mau kasih makan anak dengan uang halal, bukan korupsi," tutur Cici salah seorang pedagang sambil menangis histeris.
Kepala Satpol PP Edi Marwoto menyatakan pembubaran paksa ini dilakukan karena demonstran dianggap telah melanggar aturan.
Foto: Tya Eka YL/detikcom |
"Izin demonstrasi mereka harusnya hanya sampai 17.30 WIB kemarin. Kami sudah coba negosiasi dari kemarin tapi mereka tidak mau," katanya.
Selain gerobak, tenda dan spanduk yang dipasang pun ikut dibawa. Tak berapa lama, hujan deras turun sehingga sisa peserta aksi pun membubarkan diri.
Foto: Tya Eka YL/detikcom |












































Foto: Tya Eka YL/detikcom
Foto: Tya Eka YL/detikcom
Foto: Tya Eka YL/detikcom
Foto: Tya Eka YL/detikcom