Alat-alat canggih serba otomatis berada di pabrik tersebut. Sebelum proses produksi, truk pengangkut susu sapi dari mitra Ultra dicek kualitasnya.
"Truk harus tersegel. Kalau enggak, khawatir terkontaminasi. Kalau susu tidak segar dan kotor, kami tidak terima. Untuk memastikan kualitas bahan bakunya bagus, kami menguji proteinnya. Kami juga ambil contoh untuk mencicipi," kata Plant Manager PT ULTJ Azwar M Muhthasawwar di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Produksi susu Ultra diproses secara tertutup serta menggunakan teknologi UHT dan pengemasan aseptik. Sehingga, menurut Azwar, pihak perusahaan menjamin keamanan produk mulai proses pengolahan bahan baku susu hingga pengemasan.
"Mesin UHT ini bersuhu 140 derajat. Gunanya untuk mematikan bakteri jenis apapun. Ya tujuannya agar susu bertahan lama, sebab susuk bisa busuk oleh bakteri. Jadi susu yang diproduksi tetap higienis," tutur Azwar.
Mesin-mesin di pabrik Ultra bergerak otomatis yang tentunya dipantau pekerja. Susu cair kemudian satu persatu mengalir ke kemasan yang sudah dikontrol petugas secara otomatis. Selanjutnya produk susu sapi cair aneka rasa dalam kemasan itu siap diedarkan ke pasaran.
![]() |
PT ULTJ sudah memastikan lewat uji lab, spesimen yang disangka kaki katak itu adalah endapan lemak susu. Mereka menduga, lemak itu terbentuk karena kebocoran kemasan yang berasal dari distributor. Lubang kecil diperkirakan ada dari gigitan serangga.
Pelapor kasus ini adalah Rini Tresna Sari (46). Sebagai konsumen, Rini merasa dirugikan karena anaknya mengalami gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi susu tersebut. Kasus ini sedang ditangani oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. (bbn/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini