Warga Eks Gafatar Blak-blakan Soal Keyakinannya pada Wagub Jabar

Warga Eks Gafatar Blak-blakan Soal Keyakinannya pada Wagub Jabar

Tya Eka Yulianti - detikNews
Senin, 15 Feb 2016 11:41 WIB
Foto: Tya Eka Yulianti
Bandung - Sejumlah warga Jabar eks Gafatar mengungkapkan soal keyakinan dan kepercayaannya pada Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar saat dikunjungi di balai milik Dinas Sosial Jabar, Senin (15/2/2016). Mereka dengan santai bercerita soal ritual yang dilakukan serta soal kepercayaan yang mereka anut saat ini.

Hal itu terungkap saat Deddy mengajak mereka berbincang santai, antara lain soal apakah saat ini mereka menjalankan salat lima waktu atau tidak. Siti Zubaedah (42), warga Bekasi menuturkan bahwa ia hanya salat saat malam saja.

"Waktu dulu (Islam) juga kadang salat kadang enggak. Kalau sekarang salatnya cuma malam aja," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Siti, Iis (55) juga menyatakan bahwa salat dilakukan hanya sebagai penyambung pada Tuhan saja. "Ya namanya sih salat, tapi enggak sama," tuturnya tanpa merinci.

Deddy juga menanyai apakah mereka memiliki kitab yang menuntun mereka. Dijawab bahwa mereka mempelajari beberapa kitab suci seperti Quran, Injil dan Taurat.

"Kalau sekarang saya merasa singkron, apa yang dipelajari dan yang saya lihat di alam itu pas," jelasnya.

Menurutnya tak ada paksaan dari siapapun atas apa yang ia anut dan yakini saat ini. "Ini keyakinan saya saja," kata Iis.

Deddy Mizwar terlihat mendengarkan penutupan warga dengan serius namun tanpa menghakimi. "Ya sudah, sabar dengan apa yang dihadapi ya bu. Harus optimis ya, semua ajaran agama mengajarkan untuk optimis kan?" tuturnya.

Pulang Kampung Jadi 'Pindang'

Sementara itu salah seorang warga Indramayu, Warnadi (30) mengaku bingung pulang kampung nanti. "Di kampung, sebelum ke Kalimantan saya tinggal dengan orang tua. Saudara saya banyak, ada 9 orang. Yang belum nikah tinggal 3 dan kebanyakan masih pada tinggal di rumah itu," curhat Warnadi yang pergi ke Kalimantan dengan istri dan dua anaknya.

Ia mengatakan, kondisi rumah yang sempit dan diisi oleh banyak kepala itu membuatnya tak nyaman sehingga ia memilih keluar dan berangkat ke Kalimantan untuk kehidupan yang lebih baik.

"Sekarang kalau saya kembali lagi ke kampung, ya tidur lagi seperti pindang pak," katanya.

Ia juga tak tahu apa yang akan dilakukan nanti setelah dipulangkan. Karena ia tak lagi memiliki modal.

"Kalau pengennya sih jadi transmigran lagi. Tapi ya lihat dulu tempatnya. Kalau ke Papua juga kan enggak mau," tutur Warnadi.

Deddy yang mendengarkan curhat Warnadi pun menyatakan akan berkomunikasi dengan kabupaten kota supaya bisa memberikan solusi terbaik bagi para warga eks Gafatar.

(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads