Hal itu disampaikan Ketua Umum BPD Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia) Jabar Susilo Wibowo dalam acara Musda XII Gapensi di Ballroom Hotel Grand Pasundan, Jalan Peta, Selasa (9/2/2016).
Ia mengatakan di Jabar ada pembangunan dalam skala besar yaitu Waduk Jatigede, bandara internasional Jabar (BIJB), pelabuhan di pantai utara dan 11 jalan tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan dari sekitar 8 ribu pengusaha jasa konstruksi di Jabar, hanya 33 yang tersertifikasi sebagai badan usaha kualifikasi besar.
"Ketika MEA diberlakukan, badan usaha jasa konstruksi yang kecil ini terbatas SDM-nya, informasi teknologi konstruksi terbatas, serta belum berpihaknya kebijakan, perizinan, perbankan dan permodalan," tuturnya.
Padahal MEA disebutkan Susilo merupakan peluang yang baik untuk memperluas pangsa pasar di tengah tantangan derasnya tenaga konstruksi asing serta barang impor.
"Dengan kekuatan modal terbatas dan tenaga ahli yang hanya sampai tingkat muda bukan tingkat madya, ini menjadi pilihan sulit. Mau tidak mau harus hadapi MEA," kata Susilo.
Ia berharap, Pemprov Jabar bisa meningkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para pelaku jasa konstruksi melalui Dinas Pemukiman dan Perumahan.
"Kami mohon supaya Pak Gubernur mencarikan solusi atas kendala tersebut," tuturnya. (tya/ern)











































