Hanya butuh 3 bulan pertama saja, Misye memberikan arahan kepada karyawan Tunarungunya untuk memayet baju pengantin. Selebihnya mereka berkreasi sendiri.
"Enggak sampai satu tahun, mereka sudah jalan sendiri. Saya bangga. Mereka sudah pintar, bisa membuka lapangan kerja sendiri," ungkap perempuan kelahiran Palembang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karya mereka saya nilai A kebayanya setara dengan Anne Avantie. Karena mereka ini sangat ulet dan tekun. Mereka dilahirkan dari Allah dikasih kemampuan lebih," ungkapnya.
Untuk mengembangkan potensi dan percaya diri para karyawan Tunarungu, Misye mengajak mereka untuk berkegiatan sosial, dengan cara mengajarkan cara memayet.
"Kalau ada yang mau belajar payet, khusus untuk yang tidak mampu bisa kita ajari. Payet semuanya dari kita menyediakan. Misalnya untuk mengajar istri-istri sopir angkot, tukang becak," tuturnya.
Misye berpesan kepada masyarakat, agar tidak ragu atau memandang sebelah mata para penyandang disabilitas. Karena dibalik kekurangan, Misye meyakini tuhan menyisipkan keahlian bagi para penyandang disabilitas tersebut.
"Mimpi besar saya, ingin punya Masjid atau Panti Asuhan. Di mana nanti mereka (penyandang disabilitas) bisa mengajarkan menyulam, payet dan lainnya. Mudah-mudahan terkabul," tandasnya. (avi/err)